Container-based virtualization telah diterima di seluruh Platform Cloud dalam beberapa tahun terakhir, dan tren ini kemungkinan akan berlanjut di tahun-tahun mendatang. Akibatnya, sistem container orchestration menjadi semakin penting. Karena stability, maturity, dan fungsionalitasnya yang komprehensif, Kubernetes telah menjadi standar de facto. Semua penyedia Cloud utama pada saat ini menawarkan solusi Kubernetes terkelola Cloud-Native untuk membebaskan pengguna dari tekanan karena harus merancang dan memelihara infrastruktur Kubernetes yang rumit sambil tetap memanfaatkan fungsinya. Sebagai contoh pada tahun 2022, sebanyak 96% dari Sysdig’s global customer yang menggunakan layanan container memilih Kubernetes sebagai Container Orchestration-nya. Dan dalam laporan awal CNCF pada tahun 2022 sebanyak 79% responden menggunakan layanan terkelola seperti Google Kubernetes Engine (GKE). Tujuan artikel ini adalah untuk menganalisis performa container yang berjalan secara hosted seperti pada Google Cloud Platform (GCP). Analisis dilakukan dengan cara pengujian secara real-time yang dilakukan didalam cluster Kubernetes, yang terdiri dari dua node dengan instance mesin 4vcpu yang dideploy dengan nginx:1.23. Execution time dilakukan sebanyak 50.000 eksekusi, menghasilkan waktu terbaik 0,0000106 sec per loop. Total pengunaan memori adalah 18,36 MiB, dengan network received sebesar 16,015 KiB/s dan network transmitted sebesar 16,057 KiB/s. Adapun value price performance yang didapatkan Google Cloud Platform (GCP) yaitu sebesar 952,4 MIPS/$.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024