Urban sprawl adalah perkembangan kota yang tidak terencana, menyebabkan fragmentasi lahan, alih fungsi lahan, dan penurunan sumber daya air. Kota Depok, sebagai bagian dari Jabodetabek, mengalami urban sprawl pesat dengan pola melompat (leapfrogging). Penelitian ini menganalisis pola urban sprawl di Depok tahun 1993, 2003, 2013, dan 2023 menggunakan citra Landsat 5 TM dan 8 OLI TIRS. Metode yang digunakan adalah kombinasi NDBI dan MNDWI untuk mendeteksi lahan terbangun, serta dasymetric mapping untuk distribusi penduduk, dengan pemrosesan data melalui Google Earth Engine (GEE). Hasil menunjukkan peningkatan luas lahan terbangun dari 6.079 hektar (1993) menjadi 14.114 hektar (2023). Perubahan signifikan terjadi di Kecamatan Cipayung antara 2003–2013. Namun, pertumbuhan penduduk tidak sebanding dengan perluasan fisik kota, bahkan menurun di beberapa wilayah seperti Sukmajaya dan Cinere. Uji akurasi peta menunjukkan hasil tinggi dengan overall accuracy 95,24% dan indeks kappa 0,8966. Urban sprawl di Depok lebih dipengaruhi oleh ekspansi fisik bangunan dibandingkan pertumbuhan populasi. Diperlukan pengelolaan tata ruang berkelanjutan untuk mengurangi dampak negatif urban sprawl di masa depan
Copyrights © 2025