Permasalahan utama yang dihadapi Indonesia dalam produksi garam adalah kualitas (NaCl) yang dihasilkan tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Hal ini disebabkan oleh teknologi produksi yang digunakan dan lokasi atau area produksi yang tidak tepat. Penyebab utama terjadinya pengotor dari kristal NaCl atau kualitas garam yang rendah, adalah terjadinya ko- presipitasi pengotor garam seperti magnesium dan kalsium yang mengkristal secara bersamaan dengan NaCl (Marihati et al., 2014). Kopresipitasi yang disebabkan oleh bakteri Halofilik memberi nutrisi pada Luria Bertani pada pemurnian NaCl. Tambak garam sendiri berpotensi meningkatkan pendapatan petani garam melalui pengembangan budidaya Artemia secara massal. The main problem faced by Indonesia in salt production is that the quality (NaCl) produced does not meet the Indonesian National Standards (SNI). This is caused by the production technology used and inappropriate production locations or areas (Kurniawan et al., 2019). The main cause of impurities from NaCl crystals or low salt quality is the co-precipitation of salt impurities such as magnesium and calcium which crystallize simultaneously with NaCl (Marihati et al., 2014). Coprecipitation caused by Halophilic bacteria provides nutrition to Luria Bertani in NaCl purification. Salt ponds themselves have the potential to increase the income of salt farmers through the development of mass Artemia cultivation.
Copyrights © 2025