<![CDATA[Penelitian ini mengkaji fenomena pelesetan nama panggilan di Desa Berbeluk, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan. Pelesetan nama yang terjadi di masyarakat ini tidak bertujuan untuk menghina, melainkan berfungsi sebagai bentuk keakraban, kekerabatan, dan identitas budaya. Menggunakan metode kualitatif dengan teknik libat-cakap dan teknik lesap, penelitian ini mengidentifikasi tiga jenis pelesetan yang dominan: (1) netralisasi – perubahan fonemis seperti /i/ menjadi /e/ atau /Ɛ/; (2) paragog – penambahan bunyi di akhir kata seperti /k/ atau /ŋ/; dan (3) monoftongisasi – perubahan diftong menjadi vokal tunggal. Hasil studi menunjukkan bahwa pelesetan nama merupakan bagian dari proses adaptasi linguistik dan strategi sosial masyarakat Madura yang mencerminkan nilai-nilai lokal serta efektivitas komunikasi sehari-hari. Pelesetan ini telah melekat sejak kecil dan menjadi bagian dari identitas individu. Penelitian ini menegaskan bahwa pelesetan nama tidak hanya fenomena linguistik, tetapi juga praktik sosial yang mengandung makna budaya.]]>
Copyrights © 2025
