Artikel ini menjelaskan tentang tidak efektifnya Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam mengimplementasi percepatan transisi energi di negara-negara anggotanya karena kompleksitas politik di Timur Tengah dengan terpecahnya aliansi, aliansi Arab Saudi dengan blok Barat bersama Amerika Serikat melawan aliansi Iran bersama Blok Timur Rusia. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus dan komparasi yang berkaitan dengan perubahan iklim dan transisi energi kontemporer yang dilakukan oleh organisasi internasional. Dalam memecahkan permasalahan, penelitian ini menggunakan teori Neo Realisme dalam studi Hubungan Internasional, di mana ditemukan aturan dan program-program dalam OKI dalam upaya percepatan transisi energi tidak cukup sukses karena sistem anarki internasional sehingga hasil kesepakatan bersama belum maksimal dijalankan oleh anggotanya. Masing-masing anggota OKI tidak saling mendukung dalam menghadapi ancaman bersama bernama perubahan iklim dan justru memandang aliansi di Timur Tengah sebagai ancaman bersama yang jauh lebih penting. Hasil penelitian menunjukkan meski Timur Tengah adalah wilayah paling rentan terhadap perubahan iklim, hal tersebut tidak menjadikan Timur Tengah cukup sadar betapa pentingnya keamanan lingkungan akibat perubahan iklim yang mengancam keselamatan seluruh makhluk hidup di muka bumi.
Copyrights © 2025