Komunikasi antara pengasuh dengan santri yang menjadi kendala dalam proses menghafal Al- Qur’an disebabkan karena kurangnya penerapan dan pelatihan bagi para pengasuh dalam pembinaan tahfidz Al- Qur’an, juga dalam memanage waktu. Peran pengasuh di pondok pesantren untuk mendidik dan membimbing para santri dalam belajar juga dalam berperilaku baik, karena pengasuh merupakan orangtua kedua bagi santri. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan rekomendasi bagi para pengasuh, guna mengatasi santri yang sedang mengalami masa penurunan dalam menghafal. Untuk mengidentifikasi persoalan ini, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teori yang digunakan yaitu teori interaksi simbolik, yang memusatkan perhatiannya terhadap interaksi antara individu dan kelompok. Kemudian teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan melalui pengumpulan informasi, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil yang didapatkan bahwa komunikasi yang dilakukan pengasuh dalam meningkatkan semangat pada santri yang mengalami penurunan dalam menghafal cukup efektif, apabila diterapakan dengan adanya pelatihan bagi para pengasuh maka akan jauh lebih efektif lagi, sehingga mampu meningkatkan semangat para santri dalam menghafal Al- Qur’an.
Copyrights © 2025