This research delves into the fanwar phenomenon involving two K-Pop fan groups, namely EXO-L and ARMY, adopting a qualitative approach. The research focuses on the complex dynamics of group communication on social media, particularly on platforms like Twitter. The fanwar phenomenon emerges because of intense interaction between these two fan groups, involving differences of opinion, competition, and provocation. A qualitative approach is chosen to deeply understand group interactions, with interviews as the primary method of data collection. The analysis of group communication and the impact of social media on fan group dynamics are key concepts in this research. The research findings indicate that Twitter serves as a central space for group interactions, creating dynamics that encompass both positive and negative aspects. Fanwar becomes a primary focus in the research results, highlighting differences in opinions and competition. Conflict management strategies, including conflict avoidance policies, emerge as crucial approaches in responding to fanwar. Moreover, the presence of the fanwar phenomenon in this research explains the cohesion of the group and the potential for division. By delving into the fanwar phenomenon, this research provides insights into the complexity of interactions among K-Pop fan groups in the era of social media. This phenomenon not only reflects the internal dynamics of fan groups but also underscores the significant role of social media in shaping group interactions and perceptions in the contemporary era. Penelitian ini membahas secara mendalam fenomena fanwar yang melibatkan dua kelompok penggemar K-Pop, yaitu EXO-L dan ARMY, dengan mengadopsi pendekatan kualitatif. Fokus penelitian tertuju pada dinamika kompleks komunikasi kelompok dalam media sosial, terutama di Twitter. Fenomena fanwar muncul sebagai hasil dari interaksi intensif antara kedua kelompok penggemar yang melibatkan perbedaan pendapat, persaingan, dan provokasi. Pendekatan kualitatif dipilih untuk memahami secara mendalam interaksi kelompok, dengan wawancara sebagai metode utama pengumpulan data. Analisis komunikasi kelompok dan dampak media sosial pada dinamika kelompok penggemar menjadi konsep utama dalam penelitian ini. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Twitter menjadi wadah sentral bagi interaksi kelompok, menciptakan dinamika yang mencakup aspek positif dan negatif. Fanwar menjadi fokus utama dalam hasil penelitian, menyoroti perbedaan pendapat dan persaingan antarkelompok. Strategi manajemen konflik, menjadi salah satu kebijakan menghindari konflik yang penting sebagai pendekatan dalam merespon fanwar. Selain itu, adanya fenomena fanwar dalam penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat kohesivitas kelompok dan potensi perpecahan. Dengan mendalami fenomena fanwar, penelitian ini memberikan pemahaman tentang kompleksitas interaksi kelompok penggemar K-Pop dalam era media sosial. Fenomena ini tidak hanya mencerminkan dinamika internal kelompok penggemar, tetapi juga mencerminkan peran penting media sosial dalam membentuk interaksi dan persepsi kelompok di era kontemporer.
Copyrights © 2025