Kandungan sulfur dalam bahan bakar fosil seperti Pertasol, merupakan penyumbang utama emisi sulfur dioksida (SO₂) yang berdampak buruk kesehatan manusia, kualitas udara dan keseimbangan atmosfer. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas desulfurisasi Pertasol jenis CA dan CB menggunakan larutan natrium hidroksida (NaOH) dengan variasi konsentrasi 5–30%, serta mengkaji implikasinya terhadap emisi SO₂ dan nilai Radiative Forcing (RF). Proses desulfurisasi dilakukan secara eksperimental dengan volume bahan bakar tetap 50 mL pada setiap perlakuan, dan dianalisi kandungan sulfur sebelum dan sesudah perlakuan menggunakan Oil Sulfur Analyzer. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi NaOH mampu menurunkan kandungan sulfur secara signifikan, dengan efisiensi optimum pada konsentrasi 20–25%. Estimasi emisi SO₂ menurun dari 0,02101 g menjadi 0,01766 g untuk Pertasol CA dan dari 0,04260 g menjadi 0,02075 g untuk Pertasol CB. Penurunan emisi ini diikuti dengan penurunan nilai RF, dari 0,0918 W/m² menjadi 0,0772 W/m² (CA) dan dari 0,1864 W/m² menjadi 0,0909 W/m² (CB), menunjukkan reduksi kontribusi sulfur terhadap ketidakseimbangan energi atmosfer. Proses kimia yang terjadi melibatkan konversi senyawa organosulfur menjadi bentuk garam larut seperti Na₂SO₃ dan Na₂SO₄. Dengan demikian, penggunaan NaOH pada proses desulfurisasi terbukti tidak hanya efektif menurunkan kadar sulfur, tetapi juga berkontribusi dalam upaya mitigasi dampak lingkungan dan perubahan iklim akibat bahan bakar fosil.
Copyrights © 2025