Abstrak: Berbicara dalam Bahasa Inggris dibutuhkan di era globalisasi, sehingga pelatihan berbicara dalam Bahasa Inggris menjadi kebutuhan yang penting bagi guru di era sekarang. Pihak sekolah dan tim pengabdi melakukan pelatihan yang intensif dan menarik dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas berkomunikasi dalam Bahasa Inggris dengan metode roleplay, demonstrasi dan penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang tepat sangat penting dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris para guru SMK baik di area hardskill dan juga softskill , sehingga mereka dapat memberikan pengajaran yang lebih efektif dan efisien kepada siswa dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi dunia kerja yang semakin global. Pelatihan yang dilaksanakan selama enam kali di SMK di Kota Malang ini diikuti oleh 24 guru. Untuk postes, mereka melakukan pidato dalam Bahasa Inggris. Sehingga pelatihan ini menghasilkan tujuhbelas guru atau 70.8% yang bisa berkomunikasi dalam Bahasa Inggris, dan ada tujuh guru (29.2%) yang masih belum memenuhi nilai minimal yaitu 70. Keterlibatan secara aktif dari para guru dan tanggapan positif dari para guru dalam berkomunikasi dengan Bahasa Inggris, serta dukungan dari pihak sekolah, bisa memicu motivasi mereka untuk belajar dan berbicara. Sehingga disarankan untuk kegiatan berikutnya bisa memberikan materi yang beragam, serta bisa dilaksanakan secara rutin.Abstract: Speaking English is needed in the era of globalization; therefore, training in speaking English is an important need for teachers. The school and the community service team conducted an intensive and interesting training to determine the effectiveness of communicating in English with roleplay methods, demonstrations, and the use of learning media. The use of appropriate learning media is very important in improving the English speaking skills of SMK teachers, both in the area of hard skills and soft skills, so that they can provide more effective and efficient teaching to students and prepare them to face the increasingly globalized world of work. The training was conducted six times at SMK in Malang City and was attended by 24 teachers. For the posttest, they did a speech in English. The training resulted in seventeen teachers, or 70.8%, who could communicate in English, and seven teachers (29.2%) still did not meet the minimum score of 70. The active involvement of the teachers and the positive responses from the teachers in communicating in English, as well as the support from the school, could trigger their motivation to learn and speak. Thus, it is suggested that the next activity can provide various materials and be carried out regularly.
Copyrights © 2025