Di era digital yang semakin maju, ancaman terhadap sistem informasi tidak hanya berasal dari aspek teknis, tetapi juga dari sisi manusia yang rentan terhadap manipulasi psikologis. Salah satu bentuk serangan yang mengeksploitasi kerentanan ini adalah voice phishing atau vishing, yaitu serangan rekayasa sosial yang memanfaatkan media suara untuk mengelabui korban agar menyerahkan informasi sensitif. Kejahatan ini semakin marak seiring meningkatnya ketergantungan masyarakat terhadap teknologi komunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis teknik-teknik yang digunakan dalam vishing, dampak yang ditimbulkan terhadap pengguna, serta strategi perlindungan yang dapat diterapkan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode studi literatur, penelitian ini mengkaji 22 sumber pustaka yang terdiri atas artikel ilmiah, buku, dan modul edukasi terkini yang relevan dengan topik vishing dan rekayasa sosial. Hasil kajian menunjukkan bahwa keberhasilan vishing sangat bergantung pada aspek psikologis korban, seperti rasa percaya, tekanan waktu, dan kepanikan. Di samping itu, keterbatasan literasi digital juga menjadi faktor utama yang meningkatkan kerentanan masyarakat. Penelitian ini merekomendasikan pendekatan edukatif berbasis komunitas dan peningkatan kesadaran digital sebagai strategi utama pencegahan. Kajian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam memperkuat perlindungan pengguna terhadap ancaman rekayasa sosial berbasis suara.
Copyrights © 2025