Artikel ini bertujuan merekonstruksi sejarah sosial-budaya orang Bajo di Sulawesi Tengah, khususnya dalam hal perkembangan pendidikan di Salakan Banggai Kepulauan dan Jayabakti Kabupaten Banggai. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, yang meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Pendekatan posmodernisme diterapkan untuk menganalisis perubahan pola pikir orang Bajo, dengan fokus pada dekonstruksi sejarah subaltern dan penggalian alam pikiran bawah sadar melalui cerita-cerita warga. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa pada periode 1930-1975, hanya enam orang Bajo yang berhasil lulus SMA. Namun, pada periode 1976-2000, jumlahnya meningkat pesat menjadi 104 orang, dengan 14 orang meraih diploma dan tiga orang mencapai gelar sarjana. Kajian ini menyoroti transformasi signifikan dalam etos kerja dan pola pikir orang Bajo, yang semakin terbuka terhadap pendidikan dan modernitas. Kontribusi kajian ini adalah memperkaya pemahaman tentang pendidikan dan kebudayaan orang Bajo dalam konteks sosial dan sejarah mereka.
Copyrights © 2024