Peneltian bertujuan untuk memahami Rimpu sebagai busana tradisional perempuan Bima yang bukan hanya berfungsi sebagai penutup tubuh, tetapi juga merepresentasikan nilai-nilai moral, spiritual, dan identitas budaya masyarakat lokal. Di tengah derasnya arus globalisasi dan modernisasi, eksistensi Rimpu menghadapi tantangan serius berupa pergeseran nilai dan perubahan gaya hidup, terutama di kalangan generasi muda. Oleh karena itu, studi ini berupaya mengungkap makna filosofis Rimpu sebagai simbol kearifan lokal serta menelusuri dinamika perkembangannya dan strategi pelestariannya di era modern. Dengan menggunakan pendekatan etnografi, penelitian ini menemukan bahwa Rimpu memuat pesan-pesan sosial yang dalam sebagai simbol kesopanan, penghormatan terhadap perempuan, dan kontrol sosial dalam masyarakat Bima. Namun, perkembangan zaman telah memunculkan dualitas makna: antara pelestarian nilai-nilai tradisi dan penyesuaian terhadap tren modern. Modifikasi gaya Rimpu kini menjadi cara baru untuk tetap menjaga relevansinya di tengah dominasi fesyen global. Upaya pelestarian Rimpu yang efektif ditemukan melalui berbagai strategi seperti edukasi budaya di lingkungan sekolah, kampanye digital melalui media sosial, dan revitalisasi Rimpu dalam berbagai event budaya daerah. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa pelibatan aktif generasi muda dan pendekatan kreatif berbasis komunitas menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan Rimpu sebagai ikon budaya Bima. Dengan demikian, Rimpu tidak hanya menjadi peninggalan masa lalu, tetapi juga jembatan hidup antara warisan leluhur dan ekspresi budaya kontemporer.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025