Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Rimpu: Adaptasi Budaya Lokal dan Agama Kurais
Al-Ittihad: Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam Vol 6 No 1 (2020): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Syariah (STIS) Al-Ittihad Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasannya rimpu merupakan kearifan lokal masyarakat Bima yang ingin menerjemahkan nilai atau makna agamanya ke dalam budaya mereka sendiri sehingga agama tersebut kemudian dapat melekat dan tidak terpisahkan dari budaya lokal. Manfaat dan peran rimpu bagi masyarakat Bima tersebut tidak hanya terbatas sebagai lambang atau ciri khas masyarakat Bima saja. Juga tentunya ada alasan lain yang begitu mengharuskan terus terjaganya budaya rimpu yaitu: alasan teologis, sosiologis, dan teoritis. Saat ini, rimpu mulai terkikis akibat derasnya arus globalisasi, modernisasi, dan sekularisasi. Alasan itu tentu berkaitan erat dan tidak terpisahkan, terutama yang bersumber dari alasan teologis. Budaya lokal yang khas dapat menjadi suatu produk yang memiliki nilai tambah, apabila disesuaikan dengan perkembangan media komunikasi dan informasi.
ISLAMISASI SUKU BAJO DI BIMA Rahmat dan Kurais Usman Rahmat dan Kurais Usman
Rihlah : Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/rihlah.v4i2.2828

Abstract

Sebelum Islam, Suku Bajo berperan sebagai pasukan laut Kerajaan Sriwijaya abad ke-7 sampai abad ke-13. Kapal-kapal yang melintas di perairan laut Kerajaan dipaksa singgah untuk membayar pajak. Singkatnya, kebesaran maritim Kerajaan ini tidak lepas dari kontribusi Suku Bajo. Kondisi sosial ekonomi, tersebarnya Suku Bajo di pulau-pulau Nusantara tidak terlepas dari pada perkembangan perdagangan hasil laut seperti ikan Teripang dan lain-lain, yang dikenal sebagai makanan lezat orang Cina. Kondisi sosial masyarakat, Suku Bajo sebelum menerima Islam memiliki kehidupan yang sangat heterogen, yakni hidup berkelompok dan dikepalai oleh seseorang yang kharismatik, atau biasa disebut Punggawa atau Pemimpin. Kondisi sosial budaya dan  Agama, dalam sejarah kehidupan Suku Bajo pada masa lampau selalu berpindah dari satu tempat ke tempat lain, sehinga tidak heran jika Suku Bajo ditemukan hampir di semua Negara yang memiliki pesisir pantai. Meskipun demikian Suku Bajo tetap mempertahankan kebudayaan atau tradisi yang ada, salah satunya adalah tradisi atau budaya Duata. Proses penerimaan dan pengembangan Islam. Kedatangan Islam di Suku Bajo, merupakan peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Suku Bajo. Antara islamisasi Suku Bajo dengan islamisasi di Nusantara tidak dapat dipisahkan, karena melalui jalur perdaganganlah Islam masuk di Nusantara, dan Suku Bajo merupakan bagian dari masyarakat Nusantara, sebagai Suku pengembara Laut. 
KHILAFAH DAN KERAJAAN DALAM PERSPEKTIF ABU A’LA AL-MAUDUDI (ANALISIS KRITIS ATAS SEJARAH PEMERINTAHAN ISLAM) Hamzah, Saidin; Kurais
Al-Ittihad: Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam Vol 10 No 2 (2024): December
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Syariah (STIS) Al-Ittihad Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61817/ittihad.v10i2.212

Abstract

Penelitian ini mengkaji Khilafah dan kerajaan dalam perspektif Abu A’la Al-Maududi (Analisis kritis atas sejarah pemerintahan Islam). Fokus kajian mencangkup Biografi, Konsep khilafah dan kerajaan, Perbedaan antara Khilafah dengan Pemerintahan dalam Sejarah Islam dan Relevansi pemikiran Abu A’la Al-Maududi tentang khilafah dan kerajaan dalam konteks modern. Tujuan penelitian menguraikan konsep pemerintahan Islam menurut Abu A’la Al-Maududi, gagasan yang sangat berpengaruh dalam sejarah Islam seorang pada abad ke-20. Peneliti ini mengunakan metode penelitian sejarah dengan empat tahapan, heuristic, kritik, interpretasi, dan historiografi dengan pendekatan kajian literature dan pengumpulan data berupa buku-buku, jurnal, dokumentasi, maupun sumber-sumber data dan informasi relevan dengan kajian yang di bahas. Penelitian ini menemukan bahwa sistem pemerintahan Islam didasarkan pada prinsip tauhid (keesaan Allah) Tidak ada tuhan selain allah dan tugas utama para nabi dan rasul (risalah kenabian) adalah mengajarkan tauhid (the unity of godhead) kepada seluruh umat manusia. Maududi mengkritik sistem kerajaan dalam sejarah Islam, menurutnya sudah menyimpang dari idealisme Islam karena menggantikan khilafah dengan bentuk pemerintahan dinasti atau monarki absolut. kekuasaan dalam Islam harus mencerminkan nilai-nilai al-Qur’an dan Sunnah, dengan pemimpin yang tunduk pada hukum Tuhan dan bertanggung jawab kepada umat. Perbedaan antara konsep khilafah ideal dengan praktik monarki, serta menganalisis dampak transisi dari khilafah ke kerajaan dalam perkembangan politik Islam. Maududi menawarkan teo-demokrasi sebagai alternatif, yaitu sistem pemerintahan yang memadukan prinsip ketuhanan dengan partisipasi rakyat. untuk mengevaluasi relevansi teorinya dalam konteks pemerintahan modern dan masyarakat Islam saat ini.
Rimpu Simbol Kearifan Lokal dan Pelestarian Budaya Bima di Era Modern Saidin, Saidin Hamzah; Ahmad Yani; Kurais; Fajri Nur Tajuddin
JURNAL JAWI Vol 8 No 1 (2025): Nusantara's Networks and Islam
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/00202582792000

Abstract

Peneltian bertujuan untuk memahami Rimpu sebagai busana tradisional perempuan Bima yang bukan hanya berfungsi sebagai penutup tubuh, tetapi juga merepresentasikan nilai-nilai moral, spiritual, dan identitas budaya masyarakat lokal. Di tengah derasnya arus globalisasi dan modernisasi, eksistensi Rimpu menghadapi tantangan serius berupa pergeseran nilai dan perubahan gaya hidup, terutama di kalangan generasi muda. Oleh karena itu, studi ini berupaya mengungkap makna filosofis Rimpu sebagai simbol kearifan lokal serta menelusuri dinamika perkembangannya dan strategi pelestariannya di era modern. Dengan menggunakan pendekatan etnografi, penelitian ini menemukan bahwa Rimpu memuat pesan-pesan sosial yang dalam sebagai simbol kesopanan, penghormatan terhadap perempuan, dan kontrol sosial dalam masyarakat Bima. Namun, perkembangan zaman telah memunculkan dualitas makna: antara pelestarian nilai-nilai tradisi dan penyesuaian terhadap tren modern. Modifikasi gaya Rimpu kini menjadi cara baru untuk tetap menjaga relevansinya di tengah dominasi fesyen global. Upaya pelestarian Rimpu yang efektif ditemukan melalui berbagai strategi seperti edukasi budaya di lingkungan sekolah, kampanye digital melalui media sosial, dan revitalisasi Rimpu dalam berbagai event budaya daerah. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa pelibatan aktif generasi muda dan pendekatan kreatif berbasis komunitas menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan Rimpu sebagai ikon budaya Bima. Dengan demikian, Rimpu tidak hanya menjadi peninggalan masa lalu, tetapi juga jembatan hidup antara warisan leluhur dan ekspresi budaya kontemporer.
SEJARAH INTELEKTUAL ISLAM: KONTRIBUSI DAN PENGARUH PEMIKIRAN Al-GHAZALI TERHADAP DUNIA ISLAM ABAD KE 11 M Saidin Hamzah; Abdullah; Usman; Kurais
Batuthah: Jurnal Sejarah Padaban Islam Vol. 3 No. 2 (2024): Batuthah: Jurnal Sejarah Peradaban Islam
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam Institut Agama Islam Darullughah Wadda'wah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38073/batuthah.v3i2.1785

Abstract

This research discusses al-Ghazali's contribution and thoughts to the Islamic world in the 11th century M. The focus of the study includes al-Ghazali's success in integrating the teachings of Sufism into the mainstream of Islamic thought, reforming Islamic education, and providing criticism of philosophy that enriches Islamic theological discourse. The aim of this research is to explore the contribution and influence of al-Ghazali's thought on the development of the Islamic world, in three main aspects, namely, Islamic spirituality, the Islamic education curriculum, and the development of Islamic philosophy. Researchers use historical research methods which consist of four stages, namely, heuristics, criticism, interpretation, and historiography with a literature review approach by collecting data in the form of books, journals, documents, as well as sources of data and information relevant to the study. This research found that al-Ghazali's main contributions, such as reforms in Islamic theology, criticism of philosophy, and his influence on education and religious thought. In addition, al-Ghazali's intellectual legacy not only enriches Islamic traditions but also offers relevant perspectives in facing contemporary challenges, making his work an important reference in modern Islamic studies today.