Manusia yang dicipta bereksistensi menurut gambar Allah mengandung potensi ciptaan (awal) dan juga mengaktualisasi proses pembetukan baru (transformasi) sepanjang sejarah kemanusiaan. Sejak awal, rencana Allah yaitu kebahagiaan bersama sesama manusia, bersama ciptaan lain, dan bersama Allah tergganggu oleh tindakan berdosa manusia, karena manusia mencedarai kebersamaan dengan mengalienasi sesama manusia, mengeksploitasi ciptaan lain, dan menjauh dari Pencipta. Bersama bertransformasi menjadi manusia menurut gambar Allah sangat relevan disuarakan agar terjadi reformasi hidup secara kontinu. Kenyataan dan proses transformasi manusia dilukiskan dengan baik dalam kiasan Pokok Anggur yang Benar dalam Yohanes 15: 1-8. Transformasi manusia menjadi diri yang terbaik adalah menjadi ciptaan baru sebagaimana direncanakan Tuhan. Kebaruan manusia akan terealisir kalau manusia berada di dalam Tuhan, dan Tuhan berada dalam manusia. Keberadaan insani yang berisi daya ilahi membangunkan kehendak manusia sehingga manusia tetap terjaga dan siap menghadapi perubahan dan bergerak menuruti perintah Yesus, yakni saling mengasihi satu sama lain. Murid Yesus dibentuk menjadi pakar kebersamaan transformatif di zaman aktual. Zaman sekarang berciri globalisasi, kecerdasan artifisial, dan perubahan disruptif. Dalam hal ini, kecerdasan manusia harus mencerminkan Kecerdasan Allah Pencipta segala sesuatu, dengannya manusia secara bersama bahagia mengalami penyelenggaraan-Nya, dan saat manusia menggunakan kecerdasan tersebut Allah dimuliakan.
Copyrights © 2025