Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi model peer support berbasis komunitas digital sebagai pendekatan inovatif dalam pekerjaan sosial dengan lansia. Dalam konteks perubahan sosial pasca pandemi dan perkembangan teknologi yang pesat, banyak lansia mengalami kesepian, keterasingan, serta kesulitan mengakses layanan sosial secara langsung. Mengacu pada pendapat Rowe dan Kahn (1997) tentang pentingnya keterlibatan sosial dalam proses penuaan yang sehat, dan teori peer support dari Mead, Hilton, dan Curtis (2001), penelitian ini memandang bahwa dukungan antar sesama lansia berbasis komunitas digital dapat menjadi solusi efektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, melibatkan lansia berusia 60 tahun ke atas yang tergabung dalam komunitas digital. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, serta kuesioner untuk menilai kesejahteraan emosional dan sosial. Analisis data dilakukan secara tematik berdasarkan metode Braun dan Clarke (2006), didukung analisis deskriptif sederhana.Hasil penelitian menunjukkan bahwa model peer support berbasis digital mampu memperkuat hubungan sosial, meningkatkan rasa percaya diri, dan menciptakan rasa memiliki antar lansia. Komunitas digital memungkinkan lansia untuk saling berbagi pengalaman, memberikan dukungan emosional, serta belajar teknologi secara kolektif. Dengan pendampingan yang tepat, lansia dapat beradaptasi secara positif terhadap ruang sosial digital. Temuan ini mendukung gagasan Ferguson dan Lavalette (2006) tentang pentingnya pemberdayaan dan partisipasi aktif kelompok rentan dalam praktik pekerjaan sosial. Kesimpulannya, model ini tidak hanya inovatif dan adaptif terhadap zaman, tetapi juga sangat manusiawi dan berpotensi untuk dikembangkan lebih luas dalam kerja sosial masa depan.
Copyrights © 2025