Petani kapulaga mengalami masalah dalam pemasaran produknya. Satu sisi kapulaga merupakan komoditas yang bernilai ekonomi di pasar nasional maupun internasional, namun petani masih kesulitan dalam mengakses pasar dan memenuhi standar kualitas produk yang ditentukan pasar. Kemitraan petani dengan perusahaan agribisnis merupakan salah satu solusi untuk mendekatkan petani dengan pasar dan mendapat kepastian harga yang layak. Kemitraan petani dan perusahaan difasilitasi oleh kelompok tani sehingga memudahkan dalam bernegosiasi harga dengan perusahaan maupun dalam mengakses pasar. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2024 dengan melakukan survei pada 50 responden petani kapulaga yang telah bermitra dengan perusahaan. Kemitraan petani kapulaga di Banyumas ini sudah berlangsung sejak tahun 2019 hingga sekarang dengan karakteristik yang bermitra berusia 42-50 tahun (38%), mayoritas petani sebagai mata pencaharian pokok (70%), pendapatan sebulan berkisar Rp 2.100.000,00 -Rp 3.000.000,00 dan pendidikan mayoritas SMP (30%). Secara deskriptif tingkat motivasi petani berkategori cukup (64%) dan uji korelasi menyatakan koefisien hubungan tingkat motivasi dan kemitraan agribisnis sebesar 0,56 (sedang) dengan signifikansi 0,00 (signifikan). Cardamom farmers experience problems in marketing their products. On the one hand, cardamom is a economical commodity in domesctic dan international market demand, but farmers still have difficulty in accessing the market and meeting product quality standards set by the market. Partnerships between farmers and agribusiness companies are one solution to bring farmers closer to the market and get certainty of a fair price. Partnerships between farmers and companies are facilitated by farmer groups, making it easier to negotiate prices with companies and access markets. The study was conducted in August-October 2024 by surveying 50 cardamom farmer respondents who had partnered with the company. The partnership of cardamom farmers in Banyumas has been going on since 2019 until now with the characteristics of partners aged 42-50 years (38%), main livelihood (70%), monthly income ranging from IDR 2,100,000.00 -IDR 3,000,000.00 and the majority of junior high school education (30%). Descriptively, the level of farmer motivation is categorized as sufficient (64%) and the correlation test states the coefficient of the relationship between the level of motivation and agribusiness partnership is 0.56 (moderate) with a significance of 0.00 (significant).
Copyrights © 2025