Era globalisasi telah mengubah gaya hidup masyarakat, termasuk peningkatan konsumsi makanan instan dan perkembangan teknologi informasi. Perubahan ini beriringan dengan peningkatan angka harapan hidup, sehingga jumlah penduduk lansia di Indonesia semakin meningkat. Namun, kurangnya adaptasi terhadap perubahan ini dapat memicu masalah psikososial seperti kecemasan pada lansia. Kecemasan pada lansia adalah suatu kondisi emosional yang ditandai oleh perasaan takut, khawatir, gelisah, atau gugup yang tidak proporsional terhadap situasi yang dihadapi. Meningkatnya prevalensi kecemasan di kalangan lansia, yang disebabkan oleh perubahan fisik dan psikologis seiring bertambahnya usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi antara senam aerobic low impact dengan diaphragma breathing exercise terhadap tingkat kecemasan pada lansia di Komunitas Lansia Malang. Metode dalam penelitian menggunakan desain pre-eksperimental dengan jenis one group pre-test and post-test, melibatkan 31 responden. Instrument yang digunakan yaitu depression anxiety stress scale (DASS) untuk mengukur kecemasan pada lansia. Pemberian latihan aerobic low impact dilakukan 12 sesi, tiga kali seminggu dengan durasi 30 menit dan diaphragma breathing exercise dilakukan lima kali pengulangan. Hasil uji analisis menggunakan uji wilcoxon signed rank test menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari intervensi ini terhadap penurunan tingkat kecemasan lansia, dengan p-value 0,000 (p < 0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah kombinasi senam aerobic low impact dengan diaphragma breathing exercise terbukti efektif dalam meningkatkan kesehatan fisik dan mental lansia, serta dapat dijadikan sebagai referensi dalam manajemen fisioterapi untuk mengatasi kecemasan pada kelompok lansia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap program kesehatan bagi lansia, serta meningkatkan kualitas hidup mereka.
Copyrights © 2025