Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Hiperurisemia Berhubungan Terhadap Status Fungsional Pada Lansia DI UPT. Puskesmas Janti Malang Amalia, Nadya Syifa; Prastowo, Bayu; Rosidah, Nikmatur
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 7 (2024): Volume 11 Nomor 7
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i7.15398

Abstract

Peningkatan kadar asam urat serum secara tidak normal umumnya disebut hiperurisemia. Nyeri, bengkak, dan keterbatasan gerak menjadi tanda dan gejala hiperurisemia yang mengambat pergerakan tubuh sehingga terjadi penurunan status fungsional. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara hiperurisemia terhadap status fungsional pada lansia. Studi ini dirancang menggunakan pendekatan cross-sectional study.  Responden lansia yang berada di UPT Puskesmas Janti Malang sejumlah 40 orang (N). Kadar asam urat diukur dengan GCU meter dan status fungsional diukur dengan Functional Status Questionnaire (FSQ). Data yang diperoleh dipelajari dengan uji statistik pearson. Hasil penelitian ini sejumlah 22 responden (55%) kategori usia lanjut (senium) berisiko terkena hiperurisemia. Pada kelainan metabolik tersebut di dominasi oleh wanita sebanyak 26 responden (65%). Hiperurisemia di dominasi dengan sering mengkonsumsi tinggi purin sejumlah 23 responden (57%). Nilai status fungsional cenderung dengan hasil warning zone. Uji pearson diperoleh hiperurisemia dan status fungsional memiliki hubungan signifikan dengan kategori sedang dan negatif. Analisa hubungan terhadap status fungsional pada lansia memiliki hubungan signifikan.
PENGARUH LATIHAN BOOMERANG RUN TERHADAP TINGKAT KECEPATAN PEMAIN FUTSAL Hasibuan, Yenia Kartika; Rahim, Anita Faradilla; Rosidah, Nikmatur
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 5 (2024): Volume 11 Nomor 5
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i5.14232

Abstract

Kecepatan merupakan kemampuan berpindah tempat dari suatu tempat ketempat lainnya dengan memperoleh waktu yang singkat. Kecepatan yang tinggi membuat para pemain menyelesaikan permainan dengan waktu yang singkat. Kecepatan adalah salah satu komponen syarat fisik yang berguna dalam menjalankan passing pendek, umpan trobosan, serta antisipasi serangan. Salah satu untuk mendapatkan kecepatan adalah dengan melakukan latihan Boomerang run. Mengetahui adanya pengaruh tingkat kecepatan sesudah diberikan latihan Boomerang run. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui pendekatan pre experimental two group pre-post design. Populasi merupakan pemain futsal klub Kawatduri Kota Malang. Sampel sebanyak 30 orang dan kemudian dibagi 2 kelompok berupa 15 kelompok perlakuan dan 15 kelompok kontrol. Data yang diperoleh dianalisa degan menggunakan Uji SPSS. Perlakuan Boomerang run berperan sebagai latihan yang dapat meningkatkan kecepatan pada pemain futsal dengan P = 0,001 (p < 0,005) yang berarti adanya pengaruh perlakuan yang diberikan kemudian dengan memperhatikan karakteristik responden sebagai pendukung keberhasilan yang akan diperoleh. Pada penelitian ini diperoleh 30 responden dimana 15 responden diberikan latihan Boomerang run yang mendapatkan hasil adanya peningkatan kecepatan yang signifikan dibanding 15 kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.
PENGARUH BOOMERANG RUN EXERCISE TERHADAP KELINCAHAN PEMAIN FUTSAL KOTA MALANG Bugis, Jihan Fatiha; Rahim, Anita Faradilla; Rosidah, Nikmatur
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 5 (2024): Volume 11 Nomor 5
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i5.14794

Abstract

Kelincahan mempunyai peranan penting dalam peningkatan prestasi olaharaga (Prasetiyo & Rudiana, 2020). Apabila pemain memiliki kondisi fisik yang kurang baik akan memiliki dampak yang negatif pada keterampilan teknik dan taktiknya pemain. Ketika pemain menggunakan kelincahan yang baik akan mempengaruhi kinerja pemain secara maksmimal dan perfoma yang maksimal akan menghasilkan sebuah prestasi. Untuk mencapai kelincahan yang baik salah satunya dengan latihan, Boomerang run exerrcise merupakan jenis latihan yang dapat meningkatkan kelincahan. Boomerang run exercise meupakan suatu latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan, kecepatan, kelincahan dan keseimbangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh boomerang run exercise terhadap peningkatan kelincahan pemain futsal. Rancangan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian pre Experiment two group pretest posttest design. Penelitian ini membandingkan keadaan sebelum diberi perlakuan (Pret test) dan setelah diberi perlakuan (posttest). Populasi dalam penelitian ini ialah pemain futsal kawatduri kota Malang dan pengambilan sampel pada penelitian dengan jumlah partisipan mencapai 30 orang, menggunakan teknik purposive sampling. Data yang diperoleh berupa peningkatan kelincahan pemain futsal yang diukur dengan shuttle run test. Dan diolah menggunakan uji Paired T-Test. Penelitian ini mendapatkan hasil boomerang run exercise dengan signifikansi (P) sebesar 0,000 (p<0,05). Penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh boomerang run exercise terhadap peningkatan kelincahan pemain futsa Kota Malang.
Gambaran Tingkat Kecemasan pada Lansia di Posyandu RW 01 Tasikmadu, Malang: Anxiety Levels on Eldery at Healthcare Center Tasikmadu, Malang Noval Fajrin, Muhammad Andhika; Rosidah, Nikmatur; Eleonora Elsa Sucahyo
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat: Kesehatan Vol. 4 No. 1 (2024): Maret
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Kecemasan merupakan suatu perasaan dimana seseorang merasa tidak aman dan terancam atas suatu hal atau keadaan, Kecemasan menggambarkan keadaan khawatir, gelisah yang tak menentu, takut, tidak tentram, kadang-kadang disertai berbagai keluhan fisik. Kecemasan erat kaitannya dengan kondisi kesehatan seseorang, utamanya pada lansia. Sehingga diperlukan pendampingan dan edukasi kepada para penderita lansia yang diindikasikan memiliki gangguan kecemasan. Kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada lansia di Posyandu RW 01, Tasikmadu. Metode kegiatan ini adalah ceramah, dan pengukuran tingkat kecemasan. Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan pada partisipan yaitu lansia yang berjumlah 15 orang di Posyandu RW 01 Tasikmadu. Hasilnya yaitu terdapat 10 (50%) orang lansia yang memiliki tingkat kecemasan ringan. Pada penyuluhan ini menggambarkan bahwa lansia memang memiliki atau rentan mengalami gangguan kecemasan meski berada pada kategori ringan.   Abstract: Anxiety is a feeling where a person feels insecure and threatened by something or a situation. Anxiety describes a state of worry, uncertain restlessness, fear, unease, sometimes accompanied by various physical complaints. Anxiety is closely related to a person's health condition, especially in the elderly. So, assistance and education are needed for elderly sufferers who are indicated to have anxiety disorders. This outreach activity aims to determine the level of anxiety in the elderly at Health care center RW 01, Tasikmadu. The methods of this activity are lectures and measuring anxiety levels. The Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) was used to measure the level of anxiety in participants, namely 15 elderly people at Health care center RW 01 Tasikmadu. The result was that there were 10 (50%) elderly people who had mild levels of anxiety. This counseling illustrates that elderly people do have or are susceptible to experiencing anxiety disorders even though they are in the mild category.
Manajemen Fisioterapi pada Deep Vein Thrombosis (DVT) untuk Mengurangi Nyeri dan Meningkatkan Kekuatan Otot: Studi Kasus Adelia Savitri, Yusfica; Rosidah, Nikmatur
Physiotherapy Health Science (PhysioHS) Vol. 4 No. 2 (2022): Physiotherapy & Health Science (PhysioHS) - Edisi Desember 2022
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/physiohs.v4i2.22694

Abstract

Deep vein thrombosis merupakan bekuan darah yang terbentuk pada vena bagian dalam di bawah kulit. Gejala paling umum terjadi di lokasi bekuan darah, diantaranya adalah pembengkakan, kulit terasa hangat dan kemerahan serta nyeri. Penelitian ini menggunakan design single case yang dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan dalam 2 minggu, pada Februari 2022, di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Moh. Anwar, Sumenep, Madura. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas manajemen fisioterapi menggunakan metode RICE (Rest, Icing, Compression, Elevation) yang dikombinasikan dengan latihan stretching untuk menangani responden dengan deep vein thrombosis (DVT). Hasil menunjukkan, pada tingkat nyeri diam bernilai 2 menjadi 1, nyeri tekan bernilai 5 menjadi 3, dan nyeri gerak bernilai 3 menjadi 2 Pada kekuatan otot gastrocnemius dan otot soleus dengan nilai 3 menjadi 4. Terjadi penurunan bengkak di atas tuberositas tibia dextra senilai 42 cm menjadi 40,5 cm berkurang sebanyak 1,5 cm, di bawah tuberositas tibia dextra senilai 34 cm menjadi 33 cm berkurang sebanyak 1 cm. Pada pengukuran lingkup gerak sendi (LGS) dari S: 0o -0o-80o meningkat menjadi 0o-0o-100o. Hasil laporan pemberian (Rest, Icing, Compression, Elevation) yang dikombinasikan dengan latihan stretching menunjukkan penurunan nyeri dan peningkatan kekuatan otot meskipun tidak signifikan.
PENYULUHAN MENGENAI BAHAYA PENGGUNAAN BABY WALKER DI POSYANDU KIDUL DALEM RW 4 KOTA MALANG Seputri, Prasasti Millennia; Rosidah, Nikmatur
Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin Vol 7 No 2 (2024): Februari
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/jpm.v7i2.4041

Abstract

Baby walker dipromosikan kepada orang tua sebagai alat yang dapat membantu anak belajar berjalan. Akan tetapi, penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut tidak benar. Baby walker terbukti dapat memperlambat kemampuan motorik kasar dan meningkatkan insiden cedera. Penyuluhan ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan edukasi kepada orang tua, terutama ibu yang sering menemani anak dalam kegiatan posyandu mengenai bahaya penggunaan baby walker. Metode penyuluhan menggunakan media leaflet serta terdapat pretest dan post-test dengan memberikan kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan mengenai baby walker untuk menilai efektivitas penyuluhan. Hasil evaluasi menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan dengan nilai 97,5% responden dapat menjawab dengan sempurna dan hanya 2,5% yang tidak dapat menjawab pertanyaan dengan sempurna. Nilai tersebut menunjukkan bahwa penyuluhan mengenai bahaya penggunaan baby walker memiliki efektivitas dalam meningkatan pengetahuan orang tua mengenai pengaruh penggunaan baby walker dalam perkembangan motorik anak. Sehingga, risiko permasalahan perkembangan motorik anak dapat terhindari.
Utilization Community-Based Rehabilitation Methods to Improve Independence and Quality of Life for Patients with Disabilities in Nara Phirom Health Promoting Hospital, Thailand Komalasari, Dwi Rosella; Rahayu, Umi Budi; Perdana, Suryo Saputra; Chaiyawat, Pakaratee; Rosidah, Nikmatur
Warta LPM WARTA LPM, Vol. 27, No. 2, Juli 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/warta.v27i2.4782

Abstract

The disability community activity, Nara Phirom Health Promoting Hospital in Banglen District, Nakhon Pathom, Thailand, collaborated with the Faculty of Physiotherapy, Mahidol University to support the disability community. Using the Community-based rehabilitation (CBR) method, the aim to enhance independence and quality of life. Evaluation includes IADL for independence and WHOQoL Bref-100 for quality of life. Education on health, immobilization, and exercise was provided to patients, families, and caregivers. Therapists teached physical exercises, to be repeated 2-3 times daily by caregivers and family. The 1-month program, supervised by therapists, includes standing and walking for patients with lower extremity strength of 3/5 (measured by manual muscle testing). Rehabilitation involves crafting items like wallets and bags, stamps, and flowers from bottles. Results, patients with low function status (very dependent on other people) decreased by 64.3%, moderate function increased by 116.7% and independence increased by 111.1%. There was a significant improvement in quality of life (WHOQoL) and all domains after CBR program.
Peran Fisioterapi untuk Pencegahan Terjadinya Stunting pada Balita di Puskesmas Pandanwangi Kota Malang Maulidia, Yuniar Putri Ayu; Rosidah, Nikmatur; Ertitri, Fika
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 4 No 5 (2024): JAMSI - September 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.1161

Abstract

Penyuluhan dilakukan untuk memberikan edukasi kepada para orang tua (ibu) tentang stunting seperti tanda gejala anak terindikasi stunting dan mencegah terjadinya stunting dengan gizi yang tercukupi. Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Fisioterapi merupakan pelayanan kesehatan yang dapat ditempatkan di berbagai instansi kesehatan, salsah satunya yaitu di puskesmas. Fisioterapi di puskesmas berperan dan memiliki fungsi sebagai penggerak kegiatan berupa promotif dan preventif. Fisioterapi di puskesmas memberikan pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada kelompok atau komunita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang pencegahan stunting. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain quasi-experimental dan desain kelompok kontrol pretest post-test. Pengambilan data sampel dilakukan dengan menggunakan teknik accidental samplin. Sebelum diberikan penyuluhan 40,0% responden tidak mengetahui sama sekali tentang depresi, akan tetapi setelah diberikan penyuluhan sebanyak 100 % responden dapat menjawab semua pertanyaan di kuesioner dengan benar. Terdapat perbedaan pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan terkait stunting.
The Severity Level of Knee Osteoarthritis is a Predictor of Falls Among the Elderly Rosidah, Nikmatur; Rosita Mudhari, Dewi Nanda; Ika Wardojo, Sri Sunaringsih
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 20, No 2 (2024)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v20i2.48215

Abstract

Knee osteoarthritis is the most common degenerative disease that leads to the disability in elderly. Changes in the joint structure that cause pain, functional limitations, and decreased the quality of elderly life. Muscle weakness and decreased proprioception associated with the decrease of balance can cause someone with Knee OA to have an increase the risk of falling. This study aimed to determine whether the severity level of knee OA is interdependent with the risk of falls among the elderly. Cross-sectional study an observational analytic approach, carried out at University Hospital of Muhammadiyah Malang, in May 2023. The sample consisted of 30 elderly subjects recruited and used purposive sampling for a clinical trial. Oxford Knee Score (OKS) is used to measure the severity of KOA and the Morse Falls Scale (MFS) is used to measure the risk of falls of the elderly. The correlation between the severity of knee OA and the risk of falls was identified through the Fisher exact test. Among 30 subjects with knee OA. The prevalence of knee OA with poor joint function was 20%. There is a relationship between the degree of KOA and the level of fall risk. The results of this study show that there is a relationship between the degree of KOA and the level of risk of falls in the elderly at UMM Hospital where, the higher the degree of KOA, the higher the level of risk of falls in the elderly.
Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Terhadap Level Keseimbangan Lansia Di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang Putri, Siti Nadiyah; Ma’rufa, Siti Ainun; Rosidah, Nikmatur
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 11 (2024): Volume 11 Nomor 11
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i11.15695

Abstract

Semua orang akan mengalami proses degeneratif yang menyebabkan terjadinya perubahan pada semua sistem tubuh. Orang yang sudah berusia lanjut sebagian besar tidak lagi melakukan aktivitas fisik sehari-hari. Selain karena memang adanya gangguan kesehatan, sebagian dari lansia merasa malas untuk beraktivitas menggerakkan tubuhnya seperti saat mereka di usia produktif. Faktanya, aktivitas fisik pada lansia dapat memperlambat penurunan sistem organ yang ada di tubuh, seperti otak, persendian, otot, jantung dan lainnya. Seiring bertambahnya usia, level keseimbangan yang dimiliki seseorang juga semakin menurun. Penelitian ini analitik korelasional pendekatan cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 30 responden yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi. Untuk mengukur aktivitas fisik digunakan instrumen International Physical Activity Questionnaire (IPAQ), sedangkan keseimbangan diukur dengan Time up & Go Test (TUG). Hasil analisis hubungan antara tingkat aktivitas fisik terhadap level keseimbangan lansia dengan uji pearson correlation, didapatkan hasil p=0,002 (p <0,05) dengan nilai keeratan hubungan (-,544) berkorelasi sedang yang arah hubungannya negatif, yaitu artinya semakin tinggi aktivitas fisik yang dilakukan seseorang maka semakin rendah risiko jatuh yang dialami atau semakin baik level keseimbangan yang dimiliki seseorang tersebut. Hal ini dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara tingkat aktivitas fisik terhadap level keseimbangan lansia di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.