Anemia merupakan masalah kesehatan utama pada remaja putri yang memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang yang serius, seperti gangguan konsentrasi dan risiko komplikasi kehamilan. Data menunjukkan prevalensi anemia di Kalimantan Barat lebih tinggi dari rata-rata nasional, dan remaja putri merupakan kelompok yang rentan karena pola makan yang tidak seimbang dan siklus menstruasi yang tidak teratur. Banyak penelitian yang meneliti tentang anemia dan faktor risiko seperti pola makan dan menstruasi. Namun, masih sedikit data yang memasukkan aktivitas fisik sebagai prediktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dan dengan tingkat anemia pada remaja putri yang sedang menstruasi di SMA Negeri 5 Pontianak. Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan April-Juli 2024. Instrumen pengukuran yang digunakan untuk menilai aktifitas fisik adalah International Physical Activity Questionaire (IPAQ) yang telah dimodifikasi dan Hb meter digital merek Easy Touch GCHB untuk mengukur tingkat anemia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Data dianalisis secara statistik menggunakan uji Spearman Rho karena data tidak berdistribusi normal. Sebanyak 40,7% remaja memiliki tingkat aktivitas fisik yang berat dan 40,7% memiliki tingkat anemia ringan. Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara aktivitas fisik dan anemia dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan menunjukkan korelasi yang kuat sebesar -0,612. Kesimpulan penelitian ini yaitu aktivitas fisik yang lebih tinggi berkontribusi terhadap penurunan risiko anemia pada remaja perempuan. Oleh karena itu, strategi kesehatan yang komprehensif yang mencakup peningkatan aktivitas fisik, bersama dengan intervensi gizi yang tepat mungkin diperlukan untuk mengurangi prevalensi anemia pada remaja putri.
Copyrights © 2025