Transformasi digital yang didorong oleh kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah membawa dampak signifikan terhadap praktik literasi informasi. Literasi informasi kini tidak hanya menuntut kemampuan mencari dan mengevaluasi informasi, tetapi juga pemahaman terhadap sistem algoritmik, literasi data, serta kesadaran akan bias teknologi. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji perubahan konsep literasi informasi dalam konteks AI dan memetakan peran strategis pustakawan sebagai fasilitator literasi digital. Penelitian dilakukan melalui studi literatur dengan pendekatan deskriptif kualitatif terhadap publikasi akademik dan dokumen strategis pada rentang 2015–2024. Hasil kajian menunjukkan bahwa pustakawan dituntut menguasai kompetensi baru yang meliputi pemahaman etika data, pengoperasian sistem AI, serta keterampilan pedagogis berbasis teknologi. Namun, implementasi peran ini menghadapi berbagai tantangan seperti kesenjangan digital, keterbatasan pelatihan, serta belum terintegrasinya literasi AI dalam pendidikan pustakawan. Kajian ini merekomendasikan reformasi kurikulum, pelatihan berkelanjutan, dan kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat kapasitas pustakawan sebagai aktor kunci dalam membangun masyarakat informasi yang kritis, etis, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.Kata kunci: literasi informasi, kecerdasan buatan, pustakawan, literasi digital, algoritma
Copyrights © 2025