Strategi inklusif telah muncul sebagai strategi penting untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Studi ini mengeksplorasi peran adopsi teknologi dan kolaborasi ekosistem dalam meningkatkan kinerja UMKM dan mempromosikan inklusivitas. Dengan menggunakan pendekatan metode campuran, penelitian ini menggabungkan survei kuantitatif dan wawancara kualitatif untuk menganalisis dampak perangkat digital dan ekosistem kolaboratif terhadap pertumbuhan UMKM. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa adopsi teknologi secara signifikan meningkatkan daya saing UMKM, dengan 68% responden melaporkan peningkatan penjualan dan jangkauan pasar melalui e-commerce dan sistem pembayaran digital. Namun, kesenjangan masih ada, terutama di antara UMKM milik perempuan dan pedesaan, karena keterbatasan literasi dan infrastruktur digital. Kolaborasi ekosistem, yang melibatkan kemitraan antara pemerintah, pelaku sektor swasta, dan masyarakat sipil, telah terbukti efektif dalam mengatasi tantangan ini. Inisiatif seperti Gerakan Nasional Literasi Digital Indonesia dan kemitraan dengan platform seperti Gojek dan Tokopedia telah meningkatkan akses UMKM ke sumber daya, bimbingan, dan pasar. Terlepas dari keberhasilan ini, tantangan seperti kesenjangan digital dan kesenjangan pengembangan kapasitas tetap ada. Studi ini menyoroti perlunya intervensi yang terarah, termasuk akses internet yang terjangkau, pelatihan digital yang peka gender, dan model bisnis yang inovatif. Dengan memanfaatkan teknologi dan membina ekosistem kolaboratif, kewirausahaan yang inklusif dapat ditingkatkan, menciptakan peluang bagi kelompok yang kurang terwakili dan mendorong ketahanan ekonomi. Penelitian ini memberikan rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti bagi para pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan, dengan menekankan pentingnya strategi yang inklusif untuk memastikan tidak ada seorang pun yang tertinggal dalam ekonomi digital.
Copyrights © 2025