Penelitian ini membahas peran perempuan Papua dalam advokasi Hak Asasi Manusia (HAM) dan diplomasi akar rumput, yang selama ini sering kali terabaikan dalam kajian utama hubungan internasional. Dengan metode pendekatan kualitatif dan studi pustaka, penelitian ini menelusuri bagaimana struktur patriarki, hambatan politik, serta marginalisasi historis berpengaruh terhadap partisipasi perempuan Papua dalam ruang publik, termasuk dalam memperjuangkan keadilan sosial dan perdamaian. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun berada dalam tekanan struktural dan kultural, perempuan Papua membangun gerakan resistensi yang berakar pada komunitas lokal, menggunakan pendekatan diplomasi akar rumput dan solidaritas lintas aktor. Penelitian ini juga mengkaji kontribusi tokoh-tokoh feminis seperti Gayatri Spivak, Chandra Talpade Mohanty, dan bell hooks dalam membingkai perlawanan perempuan sebagai bagian dari narasi global tentang keadilan gender dan hak asasi manusia. Temuan ini menegaskan pentingnya mengakui dan memasukkan pengalaman serta suara perempuan Papua sebagai bagian dari agenda hubungan internasional yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Copyrights © 2025