Ketersediaan hijauan sangat bergantung pada musim sehingga peternak mengalami kesulitan dalam menjaga kuantitas dan kualitas hijauan terutama pada musim kemarau. Centrocema pubescens bersifat perennial yaitu dapat hidup lebih dari satu tahun sehingga membuat legum ini berpotensi menjadi alternatif. Pemanfaatan tanaman sentro dapat dimaksimalkan secara optimal dengan upaya mempertahankan nutrien melalui teknologi silase. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 5 ulangan yaitu P1 = Centrocema pubescens, P2 = Centrocema pubescens 50% + tebon jagung 50%, P3 = Centrocema pubescens 50% + ampas tahu 50%. Data jamur, warna, aroma dan tekstur dianalisis menggunakan analisis kruskall walis dengan uji lanjut Dunn, sementara pH menggunakan analisis ANOVA dan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap perlakuan memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap semua parameter yang diamati (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan P2 menghasilkan kualitas fisik silase yang optimal ditunjukkan dengan tidak tumbuh jamur, warna silase hijau terang, aroma agak busuk, tekstur silase tidak berlendir dan padat serta kadar pH silase yang cenderung rendah. Hal ini menunjukkan bahwa silase dengan campuran tebon jagung lebih efektif untuk mempertahankan kualitas fisik silase. Silase dengan campuran ampas tahu lebih baik dalam mempertahankan kadar pH silase agar tetap dalam kondisi asam. Kata kunci: Legum, Centrocema pubescens, Silase, Kualitas Fisik, Kadar pH
Copyrights © 2025