Perkembangan teknologi informasi kesehatan (Health Information Technology/HIT) telah mengubah sistem pelayanan kesehatan melalui penerapan rekam medis elektronik, sistem pendukung keputusan klinis, telemedisin, dan integrasi data lintas fasilitas. Namun, tantangan seperti infrastruktur terbatas, biaya implementasi, dan kurangnya interoperabilitas sering menghambat adopsi HIT, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi tingkat kematangan penerapan HIT di institusi kesehatan menggunakan Health Information Technology Maturity Model (HITMM) dengan lima dimensi utama: infrastruktur TI, pengelolaan data dan informasi, interoperabilitas, penggunaan sistem klinis, dan keamanan informasi. Menggunakan pendekatan kuantitatif, data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur dari 30 tenaga kesehatan di sebuah institusi layanan kesehatan. Hasil evaluasi menunjukkan tingkat kematangan rata-rata 4,1 (Level 4), dengan interoperabilitas sebagai dimensi terlemah (skor 3,9). Rekomendasi strategis meliputi peningkatan interoperabilitas melalui standar global seperti HL7/FHIR, pelatihan keamanan siber, dan integrasi kecerdasan buatan. Penelitian ini memberikan panduan bagi institusi kesehatan untuk meningkatkan kapabilitas sistem informasi guna mendukung pelayanan kesehatan yang berkelanjutan dan berkualitas.
Copyrights © 2025