Bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Kota Palu pada tanggal 28 September 2018 memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan dan ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan lingkungan akibat bencana tersebut, termasuk fenomena likuifaksi yang mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan perubahan topografi. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan teknik purposive sampling, mengumpulkan data dari berbagai sumber akademik dan laporan pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuifaksi menyebabkan perubahan topografi drastis di wilayah seperti Petobo sedangkan tsunami menghancurkan ekosistem pesisir, termasuk hutan bakau dan terumbu karang. Kualitas tanah dan udara juga mengalami degradasi yang serius, berdampak negatif pada kehidupan dan kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Meskipun ada upaya pemulihan melalui reboisasi dan restorasi, efektivitasnya bervariasi, terutama di wilayah yang terdampak likuifaksi. Penelitian ini menyoroti pentingnya pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak lingkungan dan perlunya pendekatan yang kreatif dalam upaya rehabilitasi untuk menjamin pemulihan yang berkelanjutan.
Copyrights © 2025