Masalah yang dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan kognitif, dan memiliki resiko lebih besar untuk terkena penyakit-penyakit kronis dikemudian hari. BBLR memiliki resiko kematian neonatal 40 kali lebih besar dibandingkan berat bayi lahir normal, penurunan durasi menyusui dan resiko untuk tubuh pendek ketika masa kanak-kanak. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir yang tercatat dibuku register medical record (MR), ruang mawar dan perinatal RSUD Ba’a Nusa Tenggara Timur pada bulan Januari- Desember 2024 berjumlah 254 bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Hasil penelitian dianalisa menggunakan uji spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas sebanyak 74 responden yang mengalami anemia sebanyak 46 (57,5%) melahirkan bayi BBLR dengan nilai P =0,007. Terdapat 59 responden yang paritas kategori resiko tinggi (paritas 1 dan >4) melahirkan bayi BBLR sebanyak 29 (36,2%), sebanyak 42 responden yang usia kategori resiko tinggi (usia <20 tahun dan >35 tahun) melahirkan bayi BBLR sebanyak 23 (28,8%) dengan nilai P =0,590. Simpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan anemia pada Ibu Hamil dengan kejadian bayi BBLR. Peran petugas kesehatan untuk memberikan informasi yang bermanfaat untuk mendukung kesehatan dengan memberikan sosialisasi pada masyarakat untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil sehingga dapat menekan AKI dan AKB di Kota Nusa Tenggara Timur.
Copyrights © 2025