Penelitian ini mengkaji bagaimana portal berita daring Kompas.com, Detik.com, dan The Guardian mengonstruksi narasi visual dalam peliputan bencana alam melalui pendekatan semiotika visual. Dengan menggunakan kerangka Charles Sanders Peirce dan Roland Barthes, analisis dilakukan pada tiga tataran makna: denotatif, konotatif, dan mitologis. Sebanyak 50 foto dari lima bencana besar dianalisis secara kualitatif menggunakan perangkat lunak ATLAS.ti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap foto tidak sekadar menyampaikan fakta, melainkan menjadi instrumen pembingkaian ideologis yang kuat. Temuan utama mengungkap empat mitos dominan: korban pasif dan penderitaan yang difeminisasi, pahlawan penyelamat, alam murka versus kegagalan manusia, serta ketangguhan komunitas. Perbandingan antara media lokal dan internasional menunjukkan adanya perbedaan dalam strategi pembingkaian yang dipengaruhi oleh jarak psikologis dan konteks budaya audiens. Penelitian ini menegaskan bahwa kekuatan persuasif fotografi bencana terletak pada sifat indeksikalnya, yang menjadikan pesan ideologis tampak alami dan faktual. Implikasi etis dan sosial dari representasi ini penting untuk ditinjau ulang dalam konteks demokrasi digital dan jurnalisme visual
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025