Pembelajaran abad ke-21 menghadirkan kemudahan melalui akses teknologi yang luas, namun hal tersebut juga menjadi tantangan dalam pembelajaran di Indonesia. Menurut hasil PISA tahun 2022, kurang dari 1% siswa mampu menjawab soal berpikir tingkat tinggi (HOTS), sedangkan lebih dari 99% hanya mampu menjawab soal berpikir tingkat rendah (LOTS). Laporan State of Mobile 2024 oleh Data.AI menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat pertama dalam durasi penggunaan ponsel. Fakta tersebut mencerminkan rendahnya kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah di kalangan siswa. Dalam konteks Pendidikan Agama Islam, kondisi tersebut dapat menyebabkan siswa mudah terpengaruh hoaks keagamaan, konten provokatif, dan membentuk pribadi yang tidak adaptif terhadap tantangan abad ke-21. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana pendekatan pembelajaran mendalam berbasis permainan yang menekankan proses belajar bermakna dan menyenangkan dapat mengoptimalkan keterampilan 4C pada siswa. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan desain narrative review terhadap artikel dan buku pendidikan yang relevan dalam lima tahun terakhir. Hasil penelitian menunjukaan bahwa Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan pembelajaran mendalam berbasis permainan edukatif dengan model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL), Project-Based Learning (PJBL), dan Discovery Learning, efektif mengoptimalkan keterampilan 4C. Selain itu, peran guru sebagai fasilitator dan motivator sangat penting dalam menciptakan pembelajaran yang mendukung pengembangan 4C siswa. Implikasi dari penelitian ini adalah pembelajaran PAI tidak hanya fokus pada metode ceramah dan penekanan hafalan, melainkan perlu diarahkan untuk mengoptimalkan keterampilan 4C agar siswa siap menghadapi tantangan abad ke-21.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025