Tanah Ultisol merupakan lahan marginal dengan tingkat kesuburan rendah, sehingga memerlukan teknologi pembenahan untuk mendukung produktivitas tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi limbah batang pisang dan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebagai bahan dasar produk pembaik tanah (PTbp) serta mengevaluasi efektivitasnya terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis (Zea mays saccharata) pada tanah Ultisol. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor: dosis serat batang pisang (PTbp) dan dari TKKS (PTtks), masing-masing terdiri dari empat taraf (0; 0,5; 1,0; dan 1,5 kg/polybag), dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk pembaik tanah dari serat batang pisang mengandung N-total 2,10%, P₂O₅ 1,26%, K₂O 1,99%, dan kadar air 87,35%, sedangkan produk dari TKKS mengandung N-total 2,06%, P₂O₅ 1,99%, K₂O 1,86%, dan kadar air 68,01%. Aplikasi PTbp berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, diameter tongkol, dan bobot tongkol, dengan perlakuan terbaik pada dosis 1,5 kg/polybag (P3). Sementara itu, aplikasi PTtks memberikan pengaruh nyata terhadap seluruh parameter yang diamati, termasuk tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, diameter tongkol, dan bobot tongkol, dengan hasil terbaik juga pada dosis 1,5 kg/polybag (T3). Interaksi antara kedua jenis pembaik tanah tidak berpengaruh nyata terhadap sebagian besar parameter, kecuali diameter tongkol jagung manis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa serat batang pisang dan TKKS berpotensi tinggi sebagai bahan dasar produk pembenah tanah organik untuk meningkatkan hasil tanaman jagung manis pada tanah marginal secara berkelanjutan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025