Rendahnya keterampilan berpikir kreatif siswa sekolah dasar menimbulkan tantangan kritis dalam memenuhi tuntutan abad ke-21, yang menekankan inovasi dan pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler robotika berkontribusi pada pengembangan kreativitas siswa secara sistematis dan kontekstual. Pendekatan kualitatif deskriptif digunakan menggunakan desain studi kasus eksplorasi yang dilakukan di SDN 4 Baturetno, Kecamatan Wonogiri. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, pengamatan non-partisipan, dan analisis dokumen, dan dianalisis secara tematik berdasarkan model Miles dan Huberman. Temuan tersebut mengungkapkan bahwa manajemen kegiatan robotika dilakukan secara kolaboratif dan reflektif melalui tiga tahapan utama: perencanaan berbasis minat, implementasi terstruktur menggunakan pembelajaran berbasis proyek, dan evaluasi berorientasi proses terhadap pemikiran kreatif siswa. Empat indikator kreativitas yang diajukan oleh Munandar—kefasihan, fleksibilitas, orisinalitas, dan elaborasi—diamati meningkat secara konsisten melalui keterlibatan siswa dalam praktik robotika. Triangulasi data menegaskan bahwa keberhasilan program didukung oleh kepemimpinan sekolah yang kuat, infrastruktur yang memadai, dan strategi pendampingan adaptif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kreativitas siswa dapat dikembangkan melalui manajemen aktivitas robotika yang terstruktur dengan baik dan relevan secara kontekstual. Implikasinya menyoroti perlunya penguatan kapasitas manajerial sekolah dasar dalam merancang dan mengimplementasikan program ekstrakurikuler berbasis teknologi sebagai platform untuk menumbuhkan karakter inovatif dan adaptif siswa di era transformasi digital
Copyrights © 2025