Mental accounting adalah suatu konsep perilaku keuangan yang menjelaskan cara seseorang dalam memisahkan dan mengelola keuangannya berdasarkan pos atau kategori tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi penerapan mental accounting dalam mengelola keuangan untuk kebutuhan utama dan keinginan self-reward oleh mahasiswa Generasi Z. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara terstruktur, dan dokumentasi dengan narasumber yang berasal dari dua perguruan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa Generasi Z telah menerapkan perilaku mental accounting dalam mengelola keuangan untuk kebutuhan dan keinginan self-reward, walaupun tidak seluruhnya memahami makna teoritis dari mental accounting itu sendiri. Terdapat pula perbedaan dalam perlakuan terhadap sumber dana, sebagian mahasiswa lebih konsumtif ketika menggunakan uang dari orang tua atau beasiswa, sedangkan uang dari pekerjaan digunakan lebih hati-hati. Terdapat beberapa cara mahasiswa dalam mencatat pengeluarannya, misalnya: mencatat secara sederhana, melalui ingatan, atau dari riwayat pengeluaran uang di aplikasi perbankan. Dalam konteks pemenuhan kebutuhan, mayoritas mahasiswa telah mengalokasikan dana secara terstruktur dan terencana. Namun, dalam konteks self-reward, ada beberapa mahasiswa yang melakukan penganggaran, namun ada juga yang memotong langsung dari gaji atau kebutuhannya. Temuan ini menunjukkan bahwa penerapan perilaku mental accounting cukup bervariasi di kalangan mahasiswa Generasi Z dan dipengaruhi oleh pengalaman, pemahaman, dan kebiasaan mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan program literasi keuangan yang dapat meningkatkan kesadaran mereka dalam mengelola keuangan pribadi.
Copyrights © 2025