Permasalahan klasik pasar tradisional adalah kondisi penataan, dan pengelolaan yang menyebabkan pasar tardisional seringkali diidentikkan sebagai tempat yang kotor, semrawut dan tidak menyenangkan. Permasalahan ini juga ditemui di Kota Makassar yang memiliki banyak pasar tradisional. Survei untuk menginventarisasi berbagai permasalahan pasar tradisional di Kota Makassar dilakukan pada tiga lokasi pasar tradisional yaitu Pasar Terong Makassar (pasar kelas satu), Pasar Pabaeng-baeng (pasar kelas dua), dan Pasar Parang Tambung (pasar kelas tiga). Survei ini bertujuan membuat rekomendasi/penataan pasar tradisional di Kota Makassar menjadi lebih baik dari segi penataan dan pengelolaan. Metode survei yang digunakan yaitu mengumpulkan data lapangan, yang terdiri atas pengamatan langsung, wawancara dan pengisian kuesioner dengan pihak-pihak yang terkait berupa pihak pengelola pasar, para pedagang dan para pengunjung, serta didukung oleh informasi yang diperoleh melalui studi pustaka. Berdasarkan hasil survei ditemukan permasalahan-permasalahan yang sering di temukan pada pasar tradisional antara lain terkait pengelolaan/manajemen pasar yang kurang baik dan tidak adanya penerapan peraturan pasar yang berupa pemberian sanksi yang mengikat, kebersihan pasar yang kurang, ketersediaan fasilitas dan utilitas yang tidak memadai, penataan dan penempatan kios-kios dan pedagang kaki lima yang tidak teratur, belum terpisah antara pasar kering dan pasar basah, areal lahan parkir yang terbatas dan tidak teratur. Dengan terinvetarisasinya berbagai permasalahan teresbut, Rekomendasi yang dapat diberikan untuk menata pasar tradisional antara lain (1) Penataan zonasi; (2) Peningkatan kualitas pasar tradisional secara fisik, dan manajemen; dan (3) Penataan dan penambahan vegetasi untuk peningkatan kualitas visual dan udara di lingkungan pasar. Rekomendasi-rekomendasi tersebut terakomodir melalui layout pasar secara umum yang mampu mengakomodir permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam studi ini.
Copyrights © 2025