Penelitian ini mengkaji pengaruh variasi suhu penyangraian terhadap kandungan protein dan mutu sensorik bumbu penyedap berbasis ikan nike dan ikan tongkol asap. Lima perlakuan suhu (70 °C, 80 °C, 90 °C, 100 °C, dan 110 °C) diterapkan dalam proses penyangraian, kemudian dianalisis menggunakan metode spektrofotometri untuk kadar protein dan uji organoleptik skala hedonik 1–5 oleh panelis semi terlatih. Hasil menunjukkan bahwa kadar protein meningkat seiring naiknya suhu, dengan nilai tertinggi pada suhu 110 °C (65,80%). Namun, perlakuan optimal secara sensorik ditemukan pada suhu 100 °C, dengan skor tertinggi untuk rasa (4,50), aroma (4,55), dan warna (4,45), serta kadar protein sebesar 63,10%. Penurunan skor pada suhu ekstrem diduga akibat perubahan karakteristik sensori akibat pemanasan berlebih. Kesimpulan menunjukkan bahwa suhu 100 °C merupakan kondisi terbaik untuk menghasilkan bumbu penyedap alami yang berkualitas secara gizi dan disukai secara sensorik.
Copyrights © 2025