Pengangkutan sampah di Kota Kupang masih belum optimal akibat keterbatasan armada, jumlah Tempat Penampungan Sementara (TPS), dan sistem jaringan transportasi yang belum memadai. Padahal, pengangkutan sampah merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pengelolaan sampah, yang dapat menyumbang 40–60% dari total biaya operasional serta berdampak pada efisiensi waktu dan usia pakai kendaraan. Penelitian ini menerapkan dua metode sistem pengangkutan, yaitu Hauled Container System (HCS) dan Stationary Container System (SCS), untuk mengoptimalkan proses pengangkutan sampah di Kota Kupang. HCS dan SCS merupakan sistem pengumpulan sampah tidak langsung dengan pendekatan kontainer individual. Berdasarkan proyeksi, jumlah penduduk Kota Kupang pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 511.103 jiwa, dengan timbulan sampah sebesar 358 m³/hari. Volume sampah yang tinggi ini berdampak pada peningkatan kebutuhan armada, frekuensi ritasi, dan jalur pengangkutan. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan metode HCS dengan armada arm roll truck berkapasitas 6 m³ mampu melakukan 4,46 ritasi/hari per unit, dengan waktu tempuh rata-rata 1,433 jam/ritasi untuk dua kali ritasi. Sementara itu, metode SCS menggunakan armada dump truck berkapasitas 8 m³ hanya mampu melakukan 1 ritasi/hari per unit, dengan waktu tempuh 1,183 jam/ritasi. Masing-masing armada direncanakan melayani satu kelurahan dengan durasi kerja operasional selama 8 jam per hari. Hasil ini menjadi dasar pertimbangan dalam perencanaan sistem pengangkutan sampah yang lebih efisien dan berkelanjutan di Kota Kupang.
Copyrights © 2024