Apa sebenarnya tugas seorang perempuan? Pertanyaan ini menjadi titik berangkat dalam membaca film pendek The Assignment (2025) yang memotret ruang kelas sebagai lanskap simbolik benturan antara sistem pendidikan formal dan pengalaman hidup perempuan. Film ini mengangkat narasi sederhana namun menyentuh, sekaligus menyoroti bias gender dalam kurikulum sekolah dasar. Anak-anak, terutama perempuan, mulai mempertanyakan peran-peran tradisional yang telah ditanamkan sejak dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif eksploratif dengan menjadikan The Assignment (2025) sebagai studi kasus praktik sinema berbasis realitas sosial. Tujuan penelitian adalah menganalisis representasi gender dalam film serta mengeksplorasi persepsi guru perempuan terhadap film ini sebagai medium literasi gender di lingkungan pendidikan dasar. Data diperoleh melalui analisis isi film dan wawancara semi-terstruktur dengan sepuluh guru SD perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film ini tidak hanya mengkritisi konstruksi peran perempuan dalam pendidikan, tetapi juga menciptakan ruang kontra-narasi terhadap dominasi nilai-nilai patriarkal. Para responden mengungkapkan bahwa film ini memicu refleksi personal dan diskusi kritis terkait kerja domestik, peran ibu, dan ketimpangan gender dalam sistem pendidikan. Dengan pendekatan realis dan sentuhan satire, The Assignment (2025) membuktikan bahwa sinema pendek dapat menjadi sarana literasi gender yang efektif, emosional, dan mudah diakses. Film ini menegaskan bahwa “tugas perempuan” bukanlah soal satu jawaban benar, melainkan ruang tafsir yang terus bergulir dalam konteks sosial yang dinamis.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025