Latar belakang: Perencanaan pengadaan obat harus mempertimbangkan jenis danjumlah kebutuhan obat secara tepat, karena ketidaktepatan dapat menyebabkanterjadinya kelebihan maupun kekurangan stok. Sistem penyimpanan di apotek jugamemegang peran penting dalam menjaga mutu dan stabilitas obat, di manapenyimpanan yang tidak sesuai dapat menurunkan kualitas sediaan. Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis kondisi obatkadaluarsa, rusak, dan dead stock di Apotek X. Metode: Metode yang digunakanadalah deskriptif kualitatif dengan sampel seluruh obat kadaluarsa, rusak, dan deadstock di Apotek X Kota Bandung selama periode Januari–Maret 2025,menggunakan indikator batas toleransi sebesar 0%. Hasil: Hasil menunjukkanpersentase obat kadaluarsa sebesar 6,8%, obat rusak 0,06%, dan dead stock sebesar4,11%, sehingga belum memenuhi indikator. Faktor penyebab kedaluwarsa dandead stock adalah adanya penurunan pasien, berhentinya praktik dokter, danrendahnya permintaan obat, sedangkan kerusakan obat terjadi akibat kurangnyamonitoring penyimpanan. Simpulan dan saran: Pengelolaan obat rusak dankadaluarsa di Apotek X Kota Bandung sudah berjalan cukup baik, namun masihditemukan obat kadaluarsa (6,8%), obat rusak (0,06%), dan stok mati (4,11%) yangbelum memenuhi indikator ideal (0%), dengan total kerugian mencapaiRp14.209.958,-. Disarankan dilakukan pemisahan obat berdasarkan bentuk sediaanserta penguatan sistem manajemen stok untuk meminimalkan kerugian danmeningkatkan efisiensi pengelolaan.
Copyrights © 2025