Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Formulasi dan Evaluasi Sediaan Hair Tonic Anti Alopesia Riska Nurul Hidayah; Dolih Gozali; Rini Hendriani; Resmi Mustarichie
Majalah Farmasetika Vol 5, No 5 (2020): Vol. 5, No. 5, Tahun 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v5i5.27555

Abstract

Permasalahan yang belakangan ini sering terjadi pada sebagian besar masyarakat salah satunya adalah kerontokan. Kerontokan adalah suatu kelainan dimana rambut terlepas dari permukaan kulit dengan jumlah diluar batas normal. Beberapa tanaman yang telah diteliti memiliki potensi sebagai perangsang pertumbuhan rambut adalah kangkung, teh hijau, mangkokan, alpukat, kembang sepatu, pakis munding, seledri, lidah buaya, akar manis, mentimun, kacang panjang, waru dan meniran. Tanaman tersebut dibuat sediaan hair tonic untuk memudahkan dalam penggunaannya. Hair tonic termasuk sediaan kosmetik yang berfungsi menjaga kesehatan rambut, merangsang pertumbuhan rambut, serta menguatkan rambut. Tujuan pembuatan artikel review ini untuk memberikan informasi mengenai ekstrak atau fraksi tanaman dengan formulasi dan evaluasi sediaan herbal hair tonic perangsang pertumbuhan rambut yang paling baik. Metode yang digunakan yaitu studi pustaka secara elektronik dengan mengakses situs pencarian jurnal internasional dan nasional menggunakan kata kunci formulation of hair tonic. Hasil dari artikel review ini menunjukkan bahwa formulasi sediaan herbal hair tonic sebagai perangsang pertumbuhan rambut dari ekstrak atau fraksi tanaman harus terdiri dari pelarut, humektan, peningkat penetrasi, anti oksidan, pengkelat, serta pengawet dengan hasil evaluasi meliputi pengujian penampilan, aroma, pH, homogenitas, stabilitas, viskositas, dan bobot jenis sesuai persyaratan yang diperuntukkan. Dari artikel review ini dapat disimpulkan bahwa sediaan herbal hair tonic sebagai perangsang pertumbuhan rambut yang mengandung 2.5% ekstrak daun teh hijau menunjukkan formula terbaik dimana formula tersebut terdiri dari bahan 75% etanol, 10% propilen glikol, 1% tween 80, 0.1% mentol, 0.2% sodium metabilsulfit, 0.025% Na2EDTA, 0.075% metil paraben, dan aquades dengan hasil evaluasi sesuai persyaratan yang diperuntukkan dan hasil uji aktivitas dengan parameter bobot rambut  sebesar 22.20 mg/cm2.
Masalah dan Pengembangan Formulasi Obat untuk Bentuk Dosis Anak-Anak Aslamnur Fikri Ramadhana; Rini Hendriani
Majalah Farmasetika Vol 4, No 4 (2019): Vol. 4, No. 4, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.87 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v4i4.23064

Abstract

Obat sering digunakan masyarakat sehari-hari, termasuk oleh anak-anak. Ada berbagai alasan untuk formulasi obat menjadi bentuk sediaan yang sesuai, contohnya untuk pengukuran dosis yang akurat. Review artikel ini bertujuan mengetahui masalah dalam formulasi bentuk dosis untuk anak-anak dan penelitian yang mengembangkan bentuk sediaan sesuai dosis untuk anak-anak. Metode yang dilakukan adalah dengan review jurnal dari tahun 1994 sampai tahun 2019. Diperlukan bentuk sediaan yang sesuai dengan kondisi dan usia anak-anak. Rasa yang tidak enak menjadi masalah dalam formulasi dan hambatan dalam terapi. Tablet dispersible, bubuk butiran, pellet, atau taburan rekonstitusi sering digunakan pada bayi tetapi rasanya perlu ditutupi dan pemberian tanpa air tidak cocok untuk semua umur. Beberapa penelitian melakukan pengembangan formulasi yang dapat diterima untuk anak-anak seperti tablet disintegrasi cepat cetirizine gydrochloride, fast-dissolving tablet untuk pengobatan antiretroviral, tablet pelarut susu dan tablet hisap paracetamol, suspensi oral deksametason, hidroklorotiazid, spironolakton, dan fenitoin, tablet orodispersible, dan sirup ranitidine hidroklorida dari tablet ranitidine hidroklorida. Dengan demikian masalah bentuk dosis anak-anak dan penelitian pengembangan bentuk dosis anak-anak dapat diberi solusi.Kata kunci: pengembangan formulasi obat, bentuk dosis, anak-anak
Review: Formulasi Dan Evaluasi Sampo Berbagai Herbal Penyubur Rambut Astiningsih Diah Pravitasari; Dolih Gozali; Rini Hendriani; Resmi Mustarichie
Majalah Farmasetika Vol 6, No 2 (2021): Vol. 6, No. 2, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i2.27629

Abstract

Sampo adalah produk perawatan rambut paling umum yang digunakan masyarakat dengan bahan utama berupa surfaktan/deterjen. Salah satu tujuan penggunaan sampo adalah untuk mengobati masalah rambut rontok. Pengobatan rambut rontok menggunakan bahan sintetis serperti minoksidil dinilai belum cukup mengatasi rambut rontok karena menimbulkan efek samping yang tidak nyaman. Artikel ini bertujuan untuk membahas formulasi dan evaluasi sampo berbahan herbal perangsang pertumbuhan rambut disertai mekanisme herbal terhadap aktivitas pertumbuhan rambut. Metode yang digunakan adalah kajian pustaka secara elektronik berbagai jurnal internasional dan nasional yang diakses dari situs Google Scholar dan ScienceDirect terhadap jurnal internasional maupun nasional. Hasil kajian pustaka menunjukan perbedaan formula berpengaruh terhadap hasil evaluasi fisik 7 formula sampo herbal. Mekanisme herbal dalam menyuburkan rambut yaitu antioksidan, antiinflamasi, peningkat densitas rambut, pelebar folikel rambut, perpanjang fase anagen, sebagai nutrisi folikel rambut, metabolisme androgen, inhibisi PAK1 (P21-activated kinases) dan induksi reaksi immunologi. Dari artikel ini dapat disimpulkan bahwa formula terbaik sampo adalah formula sampo ekstrak licorice dengan kandungan kombinasi surfaktan dan hasil evaluasi sesuai dengan syarat parameter evaluasi yang telah ditetapkan. Dalam perangsangan pertumbuhan rambut, herbal yang dijadikan sebagai bahan utama sampo memiliki mekanisme yang beragam.
REVIEW ARTIKEL: TANAMAN HERBAL DENGAN AKTIVITAS PERANGSANG PERTUMBUHAN RAMBUT DILA TRIARINI; RINI HENDRIANI
Farmaka Vol 15, No 1 (2017): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.344 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i1.12915

Abstract

AbstrakAlopesia merupakan suatu keadaan hilang atau tidak tumbuhnya rambut kepala yang dapat terjadi pada wanita maupun pria. Pentingnya peran rambut secara sosial dan estetika mendorong berkembangnya industri obat dan kosmetik untuk rambut. Obat sintetik untuk terapi alopesia sering memberikan efek samping yang tidak diinginkan pada penggunaan jangka panjang. Pemilihan tanaman herbal sebagai alternatif pengobatan yang aman dan efektif dapat dilakukan untuk mengatasi alopesia. Banyak tanaman herbal sudah terbukti memiliki aktivitas penumbuh rambut, dengan berbagai kandungan kimia dari setiap tanaman. Berdasarkan aktivitas yang dimiliki, tanaman yang memiliki aktivitas sebagai inhibitor 5α-reduktase, seperti Citrullus colocynthis, Phyllanthus niruri, Tectona grandis, Trichosanthes dioica, Zizyphus jujuba, dan Musa balbisiana, merupakan tanaman yang paling baik dalam mengatasi alopesia.Kata kunci : Alopesia, rambut, tanaman herbal
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT “X” PROVINSI JAWA BARAT PADA BULAN NOVEMBER-DESEMBER 2017 Sistha Anindita Pinastika Heningtyas; Rini Hendriani
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.72 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17697

Abstract

Penggunaan antibiotik untuk mengatasi penyakit infeksi bakteri yang kurang bijak dapat meningkatkan kejadian resistensi antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien rawat inap di Rumah Sakit “X” Provinsi Jawa Barat pada bulan November-Desember 2017 secara kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah antibiotik oral yang paling banyak digunakan adalah antibiotik Sefiksime Kapsul 100 mg, yaitu sebanyak 7760 kapsul pada bulan November dan 7396 kapsul pada bulan Desember 2017, sedangkan antibiotik parenteral oral yang paling banyak digunakan adalah antibiotik Seftriakson Injeksi 1 gram, yaitu sebanyak 5745 injeksi pada bulan November dan 5729 injeksi pada bulan Desember 2017. Sementara itu, jumlah pasien rawat inap terbanyak yang menggunakan antibiotik pada bulan November-Desember 2017 adalah pasien bedah, yaitu masing-masing sebanyak 786 dan 737 pasien, sedangkan persentase pasien rawat inap tertinggi yang menggunakan antibiotik pada bulan November-Desember 2017 adalah pasien obstetri dan ginekologi, yaitu masing-masing sebesar 74,7% dan 76,3%.
MURBEI PUTIH (Morus alba) SEBAGAI HERBAL ANTIOKSIDAN DAN PENGHAMBAT α-Glukosidase PADA PENDERITA DIABETES MELITUS : ARTIKEL REVIEW ANNISA LAZUARDI LARASATI; RINI HENDRIANI
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Suplemen Agustus
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.607 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17556

Abstract

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang penderitanya telah mencapai 200 juta orang secara global. Maka dari itu dibutuhkan tanaman herbal yang dapat mengatasinya melalui beberapa mekanisme salah satunya yaitu antioksidan dan penghambatan enzim α-Glukosidase. Morus alba salah satu tanaman yang terbukti memiliki aktivitas antioksidan dan penghambatan enzim α-Glukosidase. Review ini bertujuan untuk memperlihatkan potensi Morus alba sebagai tanaman yang mengandung antioksidan dan memiliki aktivitas penghambatan terhadap α-Glukosidase dengan metode DPPH dan ABTS untuk antioksidan, serta penghambatan yang dapat ditunjukkan dari nilai IC50 untuk penghambatan enzim α-Glukosidase. Morus alba dapat berperan sebagai tanaman antioksidan dengan nilai penghambatan dengan metode DPPH sebesar 16,83% - 43,95%, serta penghambat alfa-glukosidase dengan nilai IC50 sebesar 550 μg/mL pada ekstrak air dan 241 μg/mL pada ekstrak etanol. Dapat disimpulkan bahwa Morus alba memiliki nilai yang baik sebagai antioksidan dan penghambat enzim α-Glukosidase. Kata kunci : Diabetes melitus, Morus alba, antioksidan, α-Glukosidase. 
REVIEW ARTIKEL: MASALAH DAN PENGEMBANGAN FORMULASI OBAT UNTUK BENTUK DOSIS ANAK-ANAK ASLAMNUR FIKRI RAMADHANA; RINI HENDRIANI
Farmaka Vol 18, No 1 (2020): Farmaka (Januari)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2974.078 KB) | DOI: 10.24198/jf.v18i1.22378

Abstract

ABSTRAKObat sering digunakan masyarakat sehari-hari, termasuk oleh anak-anak. Ada berbagai alasan untuk formulasi obat menjadi bentuk sediaan yang sesuai, contohnya untuk pengukuran dosis yang akurat. Review artikel ini bertujuan mengetahui masalah dalam formulasi bentuk dosis untuk anak-anak dan penelitian yang mengembangkan bentuk sediaan sesuai dosis untuk anak-anak. Metode yang dilakukan adalah dengan review jurnal dari tahun 1994 sampai tahun 2019. Diperlukan bentuk sediaan yang sesuai dengan kondisi dan usia anak-anak. Rasa yang tidak enak menjadi masalah dalam formulasi dan hambatan dalam terapi. Tablet dispersible, bubuk butiran, pellet, atau taburan rekonstitusi sering digunakan pada bayi tetapi rasanya perlu ditutupi dan pemberian tanpa air tidak cocok untuk semua umur. Beberapa penelitian melakukan pengembangan formulasi yang dapat diterima untuk anak-anak seperti tablet disintegrasi cepat cetirizine gydrochloride, fast-dissolving tablet untuk pengobatan antiretroviral, tablet pelarut susu dan tablet hisap paracetamol, suspensi oral deksametason, hidroklorotiazid, spironolakton, dan fenitoin, tablet orodispersible, dan sirup ranitidine hidroklorida dari tablet ranitidine hidroklorida. Dengan demikian masalah bentuk dosis anak-anak dan penelitian pengembangan bentuk dosis anak-anak dapat diberi solusi.Kata kunci: pengembangan formulasi obat, bentuk dosis, anak-anakABSTRACTMedicines are often used by everyday people, including by children. There are various reasons for drug formulations to be suitable dosage forms, for example for accurate dose measurements. The review of this article aims to find out the problems in dosage formulations for children and research that develop dosage forms for children. The method used was a review of journals from 1994 to 2019. Required dosage forms in accordance with the conditions and age of children. Unpleasant taste is a problem in formulations and obstacles in therapy. Dispersible tablets, granular powders, pellets, or reconstitution sprinkles are often used in babies but need to be covered and giving without water is not suitable for all ages. Several studies have developed acceptable formulations for children such as fast disintegration tablets cetirizine gydrochloride, fast dissolving tablets for antiretroviral treatment, milk solvent tablets and paracetamol lozenges, dexamethasone oral suspensions, hydrochlorothiazide, spironolactone, and phenytoin, orodispersible tablets, and ranitidine hydrochloride syrup from ranitidine hydrochloride tablets. Thus the problem of the dosage form of children and research on the development of dosage forms of children can be given a solution.Keywords: development of drug formulations, dosage forms, children
REVIEW ARTIKEL: KANDUNGAN DAN AKTIVITAS FARMAKOLOGI TANAMAN TRENGGULI (Cassia fistula L.) Atikah Khairunnisa; Rini Hendriani; Anis Yohana Chaerunisaa
Farmaka Vol 17, No 3 (2019): Farmaka (Desember)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3657.225 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i3.22016

Abstract

Cassia fistula L. atau dikenal dengan trengguli merupakan tumbuhan yang termasuk pada keluarga Fabacae yang terdistribusi di berbagai belahan dunia seperti Asia, Afrika Selatan, India, Cina dan Brazil yang dapat digunakan sebagai pengobatan berbagai penyakit. Tujuan dari review literatur ini adalah mengetahui kandungan senyawa aktif yang terdapat dalam bagian tumbuhan dan aktivitas farmakologi dari Cassia fistula L. Review terhadap studi tentang kandungan senyawa aktif dan aktivitas farmakologi Cassia fistula L. dilakukan dengan cara penelusuran pustaka yang dapat diakses pada situs penyedia jurnal terpercaya dan dilanjutkan dengan memilih 20 jurnal dari tahun 2000 hingga 2019. Sehingga, diketahui bahwa tanaman trengguli memiliki bermacam – macam kandungan senyawa aktif yaitu flavonoid, alkaloid, tanin, fenol, glikosida, steroid, terpen, dan biochanin A yang memiliki aktivitas farmakologi seperti antibakteri, antifungal, antidiabetes, antioksidan, antiinflamasi, antipiretik, analgesik, hepatoprotektif, hipolipidemik dan antiparasit.
ARTIKEL REVIEW: TERAPI SUPORTIF UNTUK PASIEN TERKONFIRMASI COVID-19 RIFA NURFAUZIAH; MUHAMMAD IKHWAN; RINI HENDRIANI
Farmaka Vol 18, No 2 (2020): Farmaka (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v18i2.27177

Abstract

Pada Desember 2019, terdapat laporan terkait kasus pneumonia baru. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, diketahui penyebab kasus pneumonia baru adalah novel coronavirus. Virus yang menyebabkan sindrom pernafasan akut yang parah ini kemudian dinamakan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) oleh World Health Organization. COVID-19 merupakan penyakit yang menjadi darurat kesehatan masyarakat dan menjadi perhatian publik internasional. Hal ini diakibatkan oleh penyebaran penyakit yang meluas di Cina hingga ke seluruh  dunia. Tujuan dari review artikel ini adalah untuk membahas lebih lanjut mengenai penyakit COVID-19. Pembahasan terdiri dari penjelasan mengenai pengertian, gejala, diagnosa, klasifikasi klinis, terapi farmakologi dan terapi suportif yang dapat dilakukan untuk menunjang kesembuhan pasien. Kata Kunci: Coronavirus, COVID-19, Terapi Suportif
Aktivitas antikanker payudara dan serviks pada beberapa tanaman SASQIA FATURACHMAN; Rini Hendriani
Farmaka Vol 17, No 2 (2019): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.406 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i2.22282

Abstract

Kanker Serviks dan Payudara merupakan kanker yang sering menyerang pada wanita. Berbagai pengobatan untuk mengatasi kedua kanker tersebut terus dikembangkan salah satunya melalui tanaman. Tujuan dari review artikel ini adalah untuk mengetahui tanaman yang memiliki aktivitas sebagai anti kanker payudara dan serviks. Penulisan Review artikel ini menggunakan metode studi pustaka dengan jurnal diatas tahun 2000. Hasil yang didapatkan yaitu 10 tanaman masing-masing untuk anti kanker payudara dan serviks. Diantara tanaman yang didapatkan yang memiliki potensi  yang baik sebagai anti kanker Payudara ialah Pereskia Bleo (IC50: 3,125 ppm). Sedangkan untuk anti kanker Serviks ialah  Salvia Chorassanica (IC50: 2,38 ppm). Kata Kunci: Kanker Payudara, Kanker Serviks, Tanaman Obat