Penelitian ini mengeksplorasi persepsi remaja tentang hubungan seksualitas dan cinta dalam konteks sosial budaya Indonesia serta pengaruh budaya, norma keluarga, dan media sosial terhadap pemahaman mereka. Metode kualitatif dengan wawancara semi-terstruktur dilakukan terhadap lima informan dari latar belakang berbeda pelajar SMA, mahasiswa, pegawai swasta, ibu rumah tangga, dan guru. Analisis tematik digunakan untuk memahami data. Hasil menunjukkan bahwa norma budaya dan keluarga yang konservatif sangat memengaruhi sikap remaja terhadap seksualitas dan cinta, terutama dalam membatasi ekspresi seksual pada hubungan resmi. Media sosial memberikan akses informasi yang lebih luas dan membuka ruang pemahaman yang lebih terbuka, tetapi juga menghadirkan stigma dan tekanan sosial yang kompleks. Perbedaan gender terlihat jelas; laki-laki lebih fokus pada aspek seksual, sementara perempuan lebih menekankan komitmen dan emosi. Penelitian ini menegaskan bahwa sosialisasi keluarga dan pengaruh media secara bersamaan membentuk konstruksi sosial remaja tentang seksualitas dan cinta. Temuan ini menekankan pentingnya edukasi seksual yang kontekstual, inklusif, dan sensitif gender untuk mendukung perkembangan remaja yang sehat dan bertanggung jawab.This study examines adolescents perceptions of sexuality and romantic relationships within the Indonesian socio-cultural context, as well as the impact of culture, family norms, and social media on their understanding. A qualitative method involving semi-structured interviews was employed with five informants from diverse backgrounds: high school students, university students, private sector employees, homemakers, and teachers. Thematic analysis was used to understand the data. Results show that conservative cultural and family norms strongly influence adolescents' attitudes toward sexuality and love, especially in limiting sexual expression to formal relationships. Social media provides greater access to information and opens up a more open space of understanding, but it also presents stigma and complex social pressures. Gender differences are evident; men focus more on sexual aspects, while women emphasize commitment and emotions. This study confirms that family socialization and media influence together shape adolescents' social constructions of sexuality and love. The findings underscore the importance of contextualized, inclusive, and gender-sensitive sexual education to support healthy and responsible adolescent development.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025