Diabetes Melitus menimbulkan beban kesehatan global yang signifikan, mendorong pencarian terapi alternatif, termasuk tanaman obat tradisional. Daun Artocarpus altilis (sukun), yang banyak digunakan dalam etnomedisin Indonesia, mengandung fitokimia antidiabetik seperti flavonoid dan polifenol. Senyawa-senyawa ini bekerja melalui berbagai mekanisme, termasuk penghambatan enzim, regulasi insulin, dan aktivitas antioksidan. Nanoteknologi menawarkan pendekatan yang menjanjikan untuk meningkatkan ekstraksi dan pengiriman bioaktif ini dengan meningkatkan kelarutan, bioavailabilitas, dan efisiensi ekstraksi. Namun, aplikasi langsung nanoteknologi untuk mengekstraksi senyawa antidiabetik dari A. altilis masih terbatas. Khususnya, profil fitokimia daun A. altilis dari Kepulauan Seribu, Jakarta Utara—sebuah wilayah ekologi yang unik—belum dieksplorasi secara menyeluruh, meskipun pengaruh lingkungan terhadap kandungan fitokimia. Selain itu, tantangan mengenai skalabilitas, biaya, dan keamanan metode berbasis nanomaterial masih ada. Penelitian masa depan harus difokuskan pada studi fitokimia lokal, optimalisasi ekstraksi berbantuan nano, penilaian keamanan, dan validasi klinis untuk membuka potensi terapeutik daun sukun dalam pengobatan diabetes.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025