Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes spp. dan telah menyebabkan kejadian luar biasa di berbagai wilayah. Pemerintah Kota Kendari telah menggunakan sipermetrin sebagai bahan utama fogging selama enam tahun terakhir. Penggunaan insektisida yang berkepanjangan berpotensi menyebabkan resistensi melalui mutasi gen VGSC (Voltage-Gated Sodium Channel). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mutasi gen VGSC pada Aedes aegypti sebagai penanda resistensi terhadap insektisida sipermetrin di wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo, Kota Kendari. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan laboratorium. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo menggunakan sampel nyamuk Aedes aegypti dari wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo. Sampel dipilih menggunakan teknik cluster sampling. Teknik PCR dan elektroforesis digunakan untuk mendeteksi mutasi pada domain IIS6 gen VGSC. Tidak ditemukan pita pada hasil elektroforesis, menunjukkan tidak adanya mutasi pada domain IIS6 gen VGSC pada nyamuk Aedes aegypti, sehingga nyamuk masih rentan terhadap insektisida sipermetrin. Hal ini diperkuat oleh hasil Uji Bioassay WHO yang menunjukkan angka kematian nyamuk 100% di setiap kelurahan. Tidak ditemukan mutasi gen VGSC domain IIS6 pada nyamuk Aedes aegypti sebagai penanda resistensi terhadap insektisida sipermetrin menggunakan teknik PCR dan elektroforesis di wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo, Kota Kendari.
Copyrights © 2025