Pelayanan gereja dalam tradisi Kristen Protestan tidak hanya terbatas pada penyampaian liturgi atau kegiatan seremonial, melainkan mencakup kehadiran nyata dalam kehidupan umat, khususnya dalam mendampingi keluarga jemaat yang mengalami krisis. Pendampingan pastoral menjadi bentuk pelayanan yang menyentuh aspek spiritual, sosial, emosional, dan psikologis umat secara utuh. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif berbasis studi pustaka dari jurnal-jurnal teologi terakreditasi tahun 2014–2025. Teknik analisis ini digunakan untuk menggali praktik dan makna pendampingan pastoral dalam kehidupan keluarga jemaat. Hasil studi menunjukkan bahwa pendekatan pastoral yang dilakukan secara relasional, empatik, dan haltual mampu menghadirkan kasih Kristus secara nyata, terutama dalam situasi duka, konflik keluarga, dan tekanan sosial. Budaya lokal seperti mapalus di Minahasa memperkuat model pendampingan dengan nilai gotong royong yang merefleksikan solidaritas Kristen. Pembahasan mengaitkan temuan dengan teori pastoral Howard Clinebell dan teologi pembebasan yang menekankan pembebasan spiritual dan sosial. Simpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa gereja perlu terus mengembangkan pelayanan pendampingan pastoral yang inklusif dan transformatif sebagai panggilan untuk menjadi saluran kasih Kristus di tengah keluarga jemaat.
Copyrights © 2025