Peran agama dalam membentuk dan memelihara perdamaian global telah menjadi topik diskusi yang signifikan dalam berbagai kajian lintas disiplin, mulai dari teologi, sosiologi, hingga hubungan internasional. Meski kerap kali dikaitkan dengan konflik dan kekerasan dalam sejarah kemanusiaan, agama sejatinya mengandung nilai-nilai universal yang mendorong solidaritas, keadilan sosial, rekonsiliasi, dan non-kekerasan. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara kritis peran agama sebagai instrumen perdamaian dalam konteks kontemporer yang sarat konflik identitas, polarisasi sosial, dan kekerasan struktural. Dengan menelaah teks-teks suci, ajaran etis dari berbagai tradisi agama besar, serta studi-studi empiris tentang inisiatif perdamaian berbasis agama, tulisan ini menegaskan bahwa agama bukan semata-mata produk budaya, melainkan kekuatan moral dan spiritual yang dapat memperkuat kohesi sosial dan membangun ruang dialog lintas perbedaan. Melalui pendekatan multidisipliner, penulis mengajukan kerangka konseptual yang menempatkan agama sebagai aktor normatif dalam resolusi konflik dan pembangunan perdamaian yang inklusif dan berkelanjutan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perdamaian yang ditopang oleh nilai-nilai keagamaan lebih berpotensi berakar dalam kehidupan masyarakat karena ia menyentuh dimensi terdalam dari identitas dan motivasi moral individu. Oleh karena itu, peran agama dalam proses perdamaian tidak dapat diabaikan, namun harus dimobilisasi secara konstruktif melalui pendidikan, dialog antariman, dan kolaborasi lintas sektoral.
Copyrights © 2025