Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan komoditas hortikultura bernilai ekonomi tinggi yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Namun, umur simpan yang pendek menjadi kendala utama dalam distribusi dan pemasaran, karena jamur ini mudah rusak akibat kandungan air yang tinggi dan aktivitas respirasi pascapanen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penanganan pascapanen jamur tiram putih di Kecamatan Kasemen, Kota Serang, guna menjaga mutu dan memperpanjang daya simpan produk. Metode penelitian yang digunakan meliputi observasi langsung ke lokasi budidaya, dokumentasi proses, serta wawancara dengan pembudidaya terkait tahapan panen, pengemasan, dan distribusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panen dilakukan secara manual pada sore hari, jamur dikemas menggunakan plastik PE berkapasitas 5 kg, dan segera didistribusikan ke pasar tanpa penyimpanan lanjutan untuk meminimalkan kerusakan. Penggunaan plastik PE dinilai efektif menjaga kesegaran jamur selama distribusi, meskipun tanpa pendinginan. Namun, keterbatasan biaya menyebabkan petani belum dapat menerapkan teknologi penyimpanan suhu rendah yang terbukti mampu memperpanjang umur simpan hingga dua kali lipat. Penanganan pascapanen yang sederhana ini cukup efektif untuk skala usaha rumahan, tetapi pengembangan metode penyimpanan yang lebih baik masih diperlukan agar kerugian pascapanen dapat ditekan dan nilai ekonomi jamur tiram meningkat.
Copyrights © 2025