Prevalensi kejadian dismenore di Asia adalah 74,5%, sedangkan di Malaysia mencapai 69,4% dan Thailand 84,2%. Sementara itu, di Indonesia kejadian dismenore sebesar 64,25% dari remaja putri yang mengalami menstruasi terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36 % dismenore sekunder. Prevalensi dismenore pada remaja di Jakarta Pusat sebanyak 87,5% dimana sebanyak 20% mengalami nyeri ringan, 64,76% nyeri sedang, dan 14.76% nyeri berat. Permasalahan nyeri menstruasi masih cenderung kurang mendapatkan perhatian yang serius di kalangan remaja dan wanita usia subur. Hal ini karena masih ada persepsi yang menganggap bahwa masalah seperti reproduksi masih tabu untuk didiskusikan dan harus diselesaikan secara individu. Metode yang digunakan dalam pengabdian masayarakat ini adalah dengan melakukan penyuluhan dan pelatihan tentang akupresure untuk mengurangi nyeri menstruasi (dysminorhea). Setelah dilakukan penyuluhan terdapat peningkatan pengetahuan dari hanya 25% sasaran yang tahu cara mengurangi dysminorea menjadi 85% sasaran tahu tentang cara mengurangi dysminorea. Selain itu setelah dilakukan pelatihan akupresur sebanyak 95% sasaran terampil melakukan akupresure pada titik LI4,SP6 dan SP8, titik-titik tersebut dapat digunakan untuk meringankan keparahan gejala sistemik yang menyertai dismenore. Tim juga mengenalkan jamu kunyit asam dan langgam Jawa Yen Ing Tawang untuk mengurangi dysminorea, setelah mendengarkan langgam Jawa sasarn merasa nyaman dan lebih tenang. Langgam Jawa mempunyai tempo 60 byte per menit dan dapat membantu menjaga homeostatis tubuh melalui jalur sumbu HPA yang dapat merangsang hormon endorfin dan enkephalin yang merupakan opiat endogen atau analgetik alami dari dalam tubuh. Kandungan kurkumin dan antosianin pada kunyit asam mampu menghambat reaksi siklooksigenase (COX) sehingga dapat menghambat dan mengurangi peradangan yang kemudian akan mengurangi dan menghambat kontraksi rahim yang menyebabkan nyeri haid.
Copyrights © 2025