Pelaksanaan Kurikulum Merdeka bagi (ABK) di sekolah inklusif, khususnya di SDN Puspanegara 06. Kurikulum Merdeka diharapkan dapat memberikan ruang belajar yang fleksibel, dan sesuai dengan kebutuhan individual siswa, termasuk siswa ABK. Namun, dalam praktiknya, implementasi kurikulum ini masih mengalami beberapa hambatan, seperti keterbatasan pemahaman guru, kurangnya pelatihan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa meskipun banyak kendala dihadapi, Kurikulum Merdeka memberikan dampak positif terhadap motivasi belajar dan perkembangan siswa ABK. Guru mulai melakukan identifikasi kebutuhan siswa dan menyesuaikan metode pembelajaran secara lebih personal. Temuan ini menegaskan pentingnya pelatihan guru dan dukungan sarana untuk menciptakan pendidikan inklusif yang lebih optimal.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025