Budidaya jamur merang di Kabupaten Karawang memiliki potensi pasar yang kuat, namun dihadapkan pada risiko produksi dan ketidakstabilan rantai pasok. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap strategi mitigasi risiko yang diterapkan oleh petani jamur merang. Penelitian dilakukan di Kecamatan Cilamaya Kulon dengan pendekatan kuantitatif melalui survei deskriptif terhadap 33 responden yang dipilih menggunakan teknik stratified random sampling, berdasarkan kategori pengalaman berusahatani dari populasi sebanyak 62 petani. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan regresi logistik biner. Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas petani berusia lanjut, berpendidikan rendah, memiliki 3–5 anggota keluarga, pengalaman bertani luas, dan pendapatan di bawah upah minimum. Karakteristik ini berkontribusi terhadap pemilihan strategi mitigasi; misalnya, petani berpengalaman lebih memilih reduksi risiko, sementara yang berpendapatan rendah cenderung melakukan retensi risiko. Variabel pendidikan, pengalaman bertani, pendapatan, dan jumlah anggota keluarga berpengaruh signifikan terhadap strategi mitigasi, sedangkan usia tidak signifikan. Temuan ini menegaskan perlunya pengembangan program pelatihan budidaya dan manajemen risiko berbasis latar belakang sosial ekonomi, penyediaan akses bibit unggul dan input berkualitas, serta kebijakan insentif seperti subsidi input dan asuransi pertanian. Selain itu, penguatan kelembagaan petani dan pemanfaatan modal sosial seperti jaringan kepercayaan dan kerja sama antarpetani penting untuk meningkatkan resiliensi kolektif menghadapi risiko dan mendukung keberlanjutan agribisnis jamur merang di wilayah tersebut.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025