Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk: 1) Mengetahui nilai pendidikan Islam pada shalawat; 2) Mengetahui isi dan kandungan buku Spiritualitas Salawat Karya Dr. H. Wildana Wargadinata, Lc., M.Ag; 3) Menjabarkan tantangan di era modernisasi terhadap nilai pendidikan Islam pada shalawat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif kepustakaan. Data diperoleh dari sumber primer dan sumber sekunder: 1) sumber primer dari buku “Spiritualitas Salawat Kajian Sosio-Sastra Nabi Muhammad SAW”; 2) sumber sekunder diperoleh dari pihak lain yang tidak diperoleh secara langsung dari subjek penelitinya seperti buku, artikel, jurnal lain yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif-analitik, dengan cara pengumpulan dan menelusuri data berdasarkan data primer dan sekunder, dilakukan klasifikasi data, perbandingan data, kemudian diinterprestasikan dan akhirnya ditarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1) Nilai pendidikan Islam yang terkandung pada tradisi shalawat adalah yang pertama Nilai Akidah meliputi Iman kepada Allah dan Iman kepada Rasul Allah; kedua Nilai Ibadah terdiri dari thalabul ilmi, silaturahim/ukhuwah Islamiyah, syiar Islam; dan yang ketiga Nilai Akhlak. 2) Buku spiritualitas salawat berisi tentang masifnya tradisi shalawat di lingkungan masyarakat. a) Terdapat perbedaan istilah shalawat yang belum dipahami masyarakat, yaitu antara shalawat, madaih, sirah, dan doa. b) Tradisi slametan yang sudah berlangsung bahkan sejak era sebelum Islam, menjadi bukti rakyat Indonesia sebagai bangsa yang guyun, saling toleran, suka tolong menolong. Slametan menyatukan tradisi shalawat yang dilakukan masyarakat dalam berbagai upacara kehidupan. c) Tradisi shalawat terbagi dalam dua aspek nilai manfaat, pertama aspek ibadah dan spiritual, bertujuan untuk dzikrullah, mencari syafaat di hari kiamat, barakah dan tawassul, sadaqah, ungkapan cinta Rasul, penenteram jiwa, penghormatan kepada Nabi, teladan moral, peningkatan spiritual, dan memperluas wawasan keagamaan. Kedua aspek sosio kultural yang tujuannya adalah silaturahim, guyup rukun, seni dan budaya Islam, sarana hiburan, dan tradisi kampung halaman. 3) Munculnya era modern berdampak pada perubahan sosial budaya yang sudah berjalan, menjadi tantangan dalam mempertahankan tradisi shalawat. Namun tidak semua masyarakat mampu menerima perubahan tersebut, ada dari mereka kelompok masyarakat yang menolak adanya tradisi shalawat, dan hal itu terjadi karena adanya perbedaan pemahaman akidah, budaya dan pengaruh modernisasi. Perkembangan tradisi shalawat modern tidak menghilangkan shalawat tradisional yang sudah berjalan, akulturasi yang menggabungkan seni tradisional dan modern membuat tradisi shalawat tidak ketinggalan zaman, menyesuaikan perubahan dan menjangkau semua kalangan. Namun demikian, tradisi tersebut tetap relevan dilaksanakan karena mampu mempertahankan dan menjaga esensi dari nilai pendidikan Islam yang terkandung pada tradisi shalawat, dan terdapat banyak hikmah didalamnya.
Copyrights © 2025