Penelitian ini bertujuan untuk menjadi bahan pertimbangan atau tolak ukur bagi peternak awam dalam memperkirakan bobot badan sapi bali berdasarkan dimensi ukuran tubuh. Metode yang digunakan adalah dengan mengukur dimensi tubuh. Sampel diambil secara acak dari peternakan terdekat yang dapat diamati meliputi Lingkar Dada (LD), Panjang Badan (PB), Tinggi Badan (TB), dan kemudian dihitung berat badannya. Penelitian ini akan dilakukan di wilayah Papua Barat Daya yaitu di Distrik Aimas, Distrik Mariyat, Distrik Salawati, dan Distrik Sayosa yang semuanya berada di wilayah Kabupaten Sorong melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2023. Penelitian ini akan menggunakan metode survei. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling atau dilakukan dengan mengambil subjek berdasarkan kriteria tertentu yaitu sapi bali jantan dan sapi bali betina berumur dua tahun dengan jumlah sapi jantan sebanyak 25 ekor dan sapi betina sebanyak 25 ekor. Data yang akan diambil adalah panjang badan menggunakan pita ukur dan lingkar dada diukur menggunakan pita ukur. Data ini diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung pada hewan ternak. Diketahui rata-rata bobot badan ternak sapi jantan paling besar ada pada wilayah Mariat yaitu 484.11±125.45 dan 417.955 ± 787.507, sedangkan rata-rata bobot badan ternak sapi betina paling besar ada pada wilayah Mariat yaitu 280.35±102.60. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa rumus Schoorl, Winter, Smith dan Djagra juga dapat menghasilkan nilai bobot badan sapi bali yang cukup tinggi dalam memperkirakan bobot badan sapi Bali di kabupaten sorong dan juga sangat mudah digunakan oleh siapapun karena hanya menggunakan panjang badan (PB ) dan lingkar dada (LD)
Copyrights © 2025