Implementasi kebijakan pengelolaan air limbah domestik adalah upaya krusial untuk meningkatkan kesehatan publik dan kelestarian lingkungan. Namun, di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, implementasinya menghadapi tantangan serius, yang ditandai oleh kesenjangan signifikan antara target nasional dalam RPJMN Tahun 2020-2024 dan capaian aktual di daerah, terutama terkait akses sanitasi aman dan penghentian praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam faktor-faktor penyebab ketidakefektifan implementasi kebijakan tersebut. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif desktriptif, penelitian ini menerapkan kerangka teori implementasi kebijakan dari Merilee S. Grindle yang membedah aspek Isi Kebijakan (Content of Policy) dan Konteks Implementasi (Context of Implementation). Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan berbagai pemangku kepentingan, observasi lapangan, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidakefektifan ini bukan disebabkan oleh faktor tunggal, melainkan oleh kombinasi kompleks dari lima faktor penghambat yang saling terkait dan menciptakan sebuah lingkaran kegagalan sistemik. Faktor-faktor tersebut meliputi: (1) ketidakselarasan dan kelemahan dalam desain kebijakan; (2) konflik kepentingan dan lemahnya koordinasi aktor; (3) keterbatasan sumber daya yang kronis; (4) resistensi sosial-budaya dari masyarakat; dan (5) konteks institusional dan regulasi yang lemah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kegagalan implementasi bersifat sistemik, memerlukan intervensi yang holistik untuk memutuskan lingkaran tersebut.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025