Setiap individu manusia memiliki cara untuk dapat mengekspresikan ataupun mengeksplorasi jati diri atau identitasnya di lingkungan sosialnya. Identitas merupakan salah satu bentuk tanda untuk dapat saling mengenali satu dengan yang lainnya, serta sebagai salah satu bentuk eksistensi diri seseorang. Pengungkapan jati diri atau identitas kepada lingkungan sosial dapat dijadikan cara untuk menunjukkan eksistensinya di ruang publik. Namun, lingkungan sosial yang memiliki berbagai macam dinamika seringkali membuat seseorang mengalami krisis kepercayaan diri atau krisis identitas yang berpengaruh pada eksistensinya di ruang publik. Hal tersebut dapat menjadi semakin parah jika tidak segera ditindak lanjuti. Adapun pengaruhnya yaitu terhadap kesehatan mental maupun kesehatan psikologi seseorang. Penelitian ini bertujuan menganalisis fenomena krisis identitas dan krisis eksistensi yang dialami pada seseorang melalui tayang film Barbie yang dirilis pada tahun 2023. Menggunakan jenis metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis Semiotika Charles Sanders Peirce dengan menganalisa tanda-tanda, seperti pada dialog, ekspresi karakter pemain, gaya tubuh, dan sebagainya untuk memberi pemahaman tentang pembahasan terkait. Adapun hasil pembahasan pada film ini menunjukkan krisis identitas yang dialami oleh Barbie yaitu berupa rasa putus asa dan rasa tidak percaya diri terkait stereotipe yang melekat pada dirinya hingga berdampak pada psikologis. Sementara, krisis eksistensi yang dialaminya berupa perubahan cara pandang teman-temannya tentang dirinya yang dianggap sudah tidak lagi menjadi panutan lingkungan sosialnya
Copyrights © 2024